SURABAYA. Upaya untuk lebih meningkatkan kemampuan teknis tenaga kesehatan dalam diagnosis penyakit, penggunaan ultrasnonografi (USG) menjadi semakin penting. Terlebih saat ini pemerintah masih berusaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Salah satu cara untuk menekan jumlah kematian tersebut adalah dengan melakukan diagnosis awal yang mudah dan lebih akurat bagi pasien. Saat ini angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk meningkatkan keahlian para tenaga kesehatan dalam penggunaan USG, PT Samsung Electronics Indonesia bekerja sama berbasis teknologi dengan RSUD Dr.Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, membuat Samsung Sono School di Surabaya. "Pusat pelatihan ini ditargetkan bukan hanya bagi tenaga medis di Jawa Timur, tapi juga wilayah Indonesia Timur. Saat ini tantangan yang dihadapi RSUD Dr.Soetomo juga makin besar karena sejak Oktober tahun lalu kami menjadi rumah sakit rujukan nasional," kata dr.Anang Endaryanto, Sp.A, Direktur Edukasi dan Training FK.Unair, dalam acara peresmian di Surabaya, Selasa (17/2). Samsung Sono School merupakan bagian dari program CSR PT.Samsung Electronics Indonesia. Di pusat pelatihan Surabaya ini, Samsung memberikan empat unit peralatan ultrasonografi. Selain itu, Samsung juga menanggung seluruh biaya pelatihan sampai dengan 3 tahun pertama. "Sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki tenaga profesional kesehatan yang terlatih. Kami juga tertarik bekerja sama dengan RSUD Dr.Soetomo dan FK Unair karena memiliki jangkauan sampai dengan Indonesia Timur," kata KangHyun Lee, Vice President Corporate Affairs PT.Samsung Electronics Indonesia, saat memberikan kata sambutan. Ditambahkan oleh Anang, pusat pelatihan ini dapat menampung 20 peserta selama 3 hari pelatihan. "Diharapkan dalam setahun paling tidak ada 400 dokter dan tenaga kesehatan yang keterampilannya dalam mendiagnosis semakin meningkat," katanya. Anang mengatakan, tujuan dari pendirian pusat pendidikan ini memang untuk meningkatkan skill para tenaga kesehatan. Pelatihan yang terakreditasi dan fasilitas yang mumpuni diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme para tenaga medis. "Sejak diberlakukannya BPJS, masyarakat semakin berdaya sehingga SDM kesehatan kita kewalahan, karenanya perlu ada peningkatan skill untuk memenuhi harapan pasien," ujarnya. Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulah Yusuf, yang meresmikan pembukaan pusat pendidikan ini menyambut baik kerja sama tersebut. "Yang utama memang bukan membeli peralatan kedokteran yang canggih dulu, tapi meningkatkan skill dokter-dokternya," katanya. Samsung Sono School juga sebelumnya telah dibuka di Jakarta, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RS Cipto Mangunkusumo. Sejak dibuka pada pertengahan tahun 2013 lalu, sudah dilakukan 10 sesi latihan dengan total 248 dokter umum dan dokter spesialis dan sub spesialis yang mengikuti pendidikan tersebut. (Lusia Kus Anna) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Samsung resmikan pelatihan ultrasonografi di Jatim
SURABAYA. Upaya untuk lebih meningkatkan kemampuan teknis tenaga kesehatan dalam diagnosis penyakit, penggunaan ultrasnonografi (USG) menjadi semakin penting. Terlebih saat ini pemerintah masih berusaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Salah satu cara untuk menekan jumlah kematian tersebut adalah dengan melakukan diagnosis awal yang mudah dan lebih akurat bagi pasien. Saat ini angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk meningkatkan keahlian para tenaga kesehatan dalam penggunaan USG, PT Samsung Electronics Indonesia bekerja sama berbasis teknologi dengan RSUD Dr.Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, membuat Samsung Sono School di Surabaya. "Pusat pelatihan ini ditargetkan bukan hanya bagi tenaga medis di Jawa Timur, tapi juga wilayah Indonesia Timur. Saat ini tantangan yang dihadapi RSUD Dr.Soetomo juga makin besar karena sejak Oktober tahun lalu kami menjadi rumah sakit rujukan nasional," kata dr.Anang Endaryanto, Sp.A, Direktur Edukasi dan Training FK.Unair, dalam acara peresmian di Surabaya, Selasa (17/2). Samsung Sono School merupakan bagian dari program CSR PT.Samsung Electronics Indonesia. Di pusat pelatihan Surabaya ini, Samsung memberikan empat unit peralatan ultrasonografi. Selain itu, Samsung juga menanggung seluruh biaya pelatihan sampai dengan 3 tahun pertama. "Sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki tenaga profesional kesehatan yang terlatih. Kami juga tertarik bekerja sama dengan RSUD Dr.Soetomo dan FK Unair karena memiliki jangkauan sampai dengan Indonesia Timur," kata KangHyun Lee, Vice President Corporate Affairs PT.Samsung Electronics Indonesia, saat memberikan kata sambutan. Ditambahkan oleh Anang, pusat pelatihan ini dapat menampung 20 peserta selama 3 hari pelatihan. "Diharapkan dalam setahun paling tidak ada 400 dokter dan tenaga kesehatan yang keterampilannya dalam mendiagnosis semakin meningkat," katanya. Anang mengatakan, tujuan dari pendirian pusat pendidikan ini memang untuk meningkatkan skill para tenaga kesehatan. Pelatihan yang terakreditasi dan fasilitas yang mumpuni diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme para tenaga medis. "Sejak diberlakukannya BPJS, masyarakat semakin berdaya sehingga SDM kesehatan kita kewalahan, karenanya perlu ada peningkatan skill untuk memenuhi harapan pasien," ujarnya. Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulah Yusuf, yang meresmikan pembukaan pusat pendidikan ini menyambut baik kerja sama tersebut. "Yang utama memang bukan membeli peralatan kedokteran yang canggih dulu, tapi meningkatkan skill dokter-dokternya," katanya. Samsung Sono School juga sebelumnya telah dibuka di Jakarta, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RS Cipto Mangunkusumo. Sejak dibuka pada pertengahan tahun 2013 lalu, sudah dilakukan 10 sesi latihan dengan total 248 dokter umum dan dokter spesialis dan sub spesialis yang mengikuti pendidikan tersebut. (Lusia Kus Anna) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News