Ada konsensus yang makin bertumbuh di Wall Street bahwa Research in Motion (RIM) takkan kuat bertahan sendiri. Kini muncul pula spekulasi bahwa produsen Blackberry itu akan meneken kerja sama lisensi dengan Samsung. Hari Rabu lalu, saham RIM melesat 6,4% setelah seorang analis Wall Street mengatakan bahwa Samsung kemungkinan akan menawarkan lisensi sistem operasi Blackberry 10. Blackberry 10 adalah produk paling gres yang meluncur tahun depan, tempat RIM menggantungkan masa depan bisnisnya. Semuanya memang masih dalam spekulasi saat ini. Namun, kini pasar menebak-nebak bahwa Samsung yang akan masuk. Yang jelas, peluang lisensi itu merupakan alternatif lain ketimbang diakuisisi untuk melanjutkan nafas RIM.
Saham RIM selama ini terus menggelincir turun seperti juga penjualannya. Menurut data yang dirilis lembaga riset IDC Rabu lalu, Android sudah mengambil alih balapan pasar smartphone global dengan pangsa 68%. Di tempat kedua, iPhone yang menguasai 17%. Di sisi lain, nasib Blackberry justru terlihat suram. Penjualannya jatuh 41% tahun lalu menjadi 7,4 juta. Alhasil, pangsa pasar RIM tinggal 5%, yang terendah sejak 2009. Jadi tak heran jika harga saham RIM sudah anjlok 80% dari harga puncaknya di tahun 2008 yang setinggi US$ 140. Sekarang, harga saham RIM cuma bisa mondar-mandir di sekitar US$ 8. Bulan lalu, RIM melaporkan kerugian hingga US$ 518 juta dan berencana merumahkan 5.000 karyawan atau sepertiga tenaga kerjanya. RIM telah mengumumkan akan melakukan peninjauan strategis atas bisnisnya, bahkan menyewa JPMorgan Chase dan RBC Capital untuk membantunya. Opsi penyelamatan RIM ini bisa apa saja mulai dari pemecahan bisnis hingga kerja sama strategis seperti lisensi, atau menawarkan diri dibeli perusahaan lain.