Samudera fokus memoles terminal pelabuhan



JAKARTA. Langkah PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menekuni bisnis terminal pelabuhan tidak main-main. Setelah menyatukan seluruh anak usaha di bidang pengelolaan terminal ke satu perusahaan PT Samudera Indonesia Terminal, pebisnis pelayaran terpadu ini berniat melepaskan sebagian saham Samudera Terminal ke publik.

Ridwan Hamid, Direktur Keuangan Samudera Indonesia menjelaskan strategi berbagi saham ke publik ini merupakan salah satu syarat agar mendapatkan fasilitas pajak dari Direktorat Jenderal Pajak atas penyatuan bisnis. "Salah satu syaratnya harus initial public offering (IPO) dalam lima tahun ke depan," ujar Ridwan, Selasa (26/5).

Meskipun belum bisa menjelaskan lebih terperinci kapan akan menggelar IPO, Samudera Indonesia kini terus menguatkan rencana bisnis terminalnya agar kelak dana hasil IPO langsung  bisa dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis.


Rencananya, Samudera Indonesia akan mengembangkan tiga terminal petikemas yang sudah beroperasi serta membangun tiga terminal petikemas yang baru. Tiga terminal petikemas yang akan diperluas adalah dua dermaga di Pelabuhan Tanjung Priok dan Terminal Petikemas Pelabuhan Samarinda, Kalimantan Timur. Sedangkan pengembangan terminal baru rencananya berlokasi di Batam, Dumai, dan Pontianak.

Seluruh ekspansi ini diprediksi membutuhkan dana sekitar US$ 230 juta. "Batam sekitar US$ 50 juta, Dumai US$ 50 juta, Pontianak US$ 60 juta dan sisanya mengembangkan terminal eksisting," urainya.

Prabowo Budi Santosa, Direktur Samudera Indonesia menargetkan pertengahan tahun depan, pihaknya sudah bisa memulai mengembangkan dua terminal baru di Pontianak dan Dumai.

Dalam pengembangan terminal di Pontianak, Samudera bekerjasama dengan salahsatu perusahaan lokal. Sedangkan di terminal Dumai, Pertamina sudah menunjuk Samudera Indonesia untuk mengembangkan lahan seluas 200 hektare.

Meski begitu, Prabowo masih belum bisa memastikan potensi penambahan kapasitas dari ekspansi ini. Menurutnya, kondisi ini baru bisa diketahui setelah Samudera Indonesia merampungkan kajian bisnis yang kini tengah berlangsung.

Investasi membengkak

Adapun untuk rencana kerja tahun ini, Samudera sudah memprediksi bakal mengalami pembengkakan belanja modal dari semula yang dianggarkan US$ 120 juta.

Bani Mulia, Managing Director Samudera Indonesia menambahkan, pihaknya tengah membidik beberapa pekerjaan baru tahun ini. Mau tidak mau perusahaan ini harus menambah armada baru.

Misalnya, dari tender tangki gas terapung atau floating storage and regasification unit (FSRU) milik PT Pertamina Tbk di Cilacap. Untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan LNG, dibutuhkan kapal senilai US$ 200 juta.

Selain itu  Samudera Indonesia, juga tengah bersiap membeli dua kapal senilai US$ 140 juta untuk ikut beauty contest (tender) proyek dari PT Indonesia Power di Bali. "Kemarin sebenarnya kami sudah ikut, cuma karena pesertanya tidak banyak, tender diulang," kata Bani.

Menurut Bani tanpa pengembangan terminal sebesar US$ 320 juta, sejatinya dana belanja modal Samudera Indonesia sudah meningkat.

Meski begitu, ia tetap optimistis kondisi finansial perusahaan ini masih mampu untuk membiayai rencana bisnis tersebut. Apalagi, beberapa perbankan seperti OCBC, ANZ dan BCA sudah menyatakan kesiapannya untuk memberikan pendanaan bagi perusahaan ini.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia