KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (
SMDR) optimistis dengan prospek bisnis pelayaran yang dijalani perusahaan ini pada tahun 2022. Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Maulana Mulia mengatakan, pada tahun ini SMDR menargetkan pendapatan mencapai atau bahkan melebihi dari US$ 700 juta. Asal tahu saja, pada tahun 2021, SMDR meraup kenaikan pendapatan 37,09% year on year (yoy) menjadi US$ 672,91 juta. SMDR juga mampu meraih laba bersih sebesar US$ 93,04 juta di tahun lalu, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya di mana perusahaan ini menderita rugi bersih US$ 3,34 juta.
Bani menilai, potensi peningkatan kinerja SMDR terlihat dari pendapatan perusahaan dalam dua bulan pertama tahun ini yang sudah melampaui estimasi target awal. “Kami melihat potensi jumlah angkutan akan tetap tumbuh dan mampu lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya, Kamis (7/4).
Baca Juga: Begini Strategi Samudera Indonesia (SMDR) Hadapi Kenaikan Harga Minyak Meski tidak dijelaskan secara rinci, tren kenaikan tarif pelayaran kontainer (
freight rate) berdampak sangat signifikan dalam mendukung kinerja SMDR sepanjang tahun ini, di samping faktor-faktor lainnya. Lebih lanjut, adanya kenaikan harga minyak mentah dunia harus diakui mempengaruhi kelangsungan operasional dan kinerja keuangan SMDR, namun dampak yang dihasilkan tidak begitu besar. Sebab, SMDR telah memiliki perjanjian dengan pelanggan bahwa mereka akan dikenakan biaya tambahan untuk bahan bakar jika terjadi kenaikan harga minyak. “Sebaliknya, apabila ada penurunan harga minyak, kami juga memberikan semacam diskon kepada pelanggan,” ujar Bani.
SMDR sendiri memiliki porsi bahan bakar sekitar 25% sampai 30% dari total biaya pengeluaran perusahaan. Di sisi lain, potensi kenaikan pendapatan saat harga minyak mentah melonjak cukup terbuka. Ini mengingat permintaan jasa pelayaran dan logistik dari industri migas mengalami peningkatan ketika harga minyak berada di level yang tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari