KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (
SMDR) telah menambah 8 kapal hingga Agustus 2023. Asal tahu saja, SMDR menargetkan menambah 11 kapal anyar untuk tahun ini. Direktur Utama SMDR Bani Maulana Mulia mengungkapkan, dari target penambahan 11 kapal tahun ini, pihaknya sudah menerima dan mengoperasikan 8 kapal. Lalu, 3 kapal lagi masih dalam proses pembelian. "Kapal ke-9 rencananya akan diterima minggu depan," ujar Bani kepada Kontan, Selasa (12/9).
Bani melanjutkan, dari 11 unit kapal baru yang direncanakan, sebanyak 6 unit kapal peti kemas, 2 unit tanker dan 3 unit kapal curah. Ia mengestimasi biaya untuk pengadaan kapal ini mencapai US$ 15 juta hingga US$ 30 juta per unitnya. Namun demikian, Bani mengakui bahwa hingga kini serapan atau realisasi capex melebihi anggaran yang direncanakan sejak awal. Tahun ini, SMDR mengalokasikan total capex US$240 juta, namun kini realisasinya sudah mencapai US$ 260 juta.
Baca Juga: Laba Samudera Indonesia (SMDR) Menyusut 55,3% pada Semester I/2023 "Saat ini realisasi sudah melebihi anggaran, karena sudah mencapai US$ 260 juta," imbuhnya. Lebih lanjut, Bani juga memproyeksi penurunan pendapatan dan laba bersih masih terus berlanjut di kuartal III 2023. Ia menjelaskan, segmen jasa kapal
freight dinilai belum
rebound atau bangkit kembali. Sebagai informasi pada semester I 2023 SMDR mengantongi pendapatan jasa senilai US$ 397,64 juta hingga 30 Juni 2023, anjlok 27,85% secara tahunan atawa
Year on Year (YoY). Sebagai perbandingan, pada enam bulan pertama 2022 SMDR mampu membukukan pendapatan jasa senilai US$ 551,15 juta. Sejalan dengan itu, biaya jasa SMDR merosot 10,63% (YoY) menjadi US$ 307,16 juta per Juni 2023. Lebih lanjut pada
bottom line, SMDR membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 51,74 juta pada enam bulan pertama 2023. Turun 55,3% dibandingkan laba bersih semester I 2022 senilai US$ 115,76 juta.
Per 30 Juni 2023, jumlah aset SMDR mencapai US$ 1,20 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai US$ 588,20 juta dan aset tidak lancar sebesar US$ 620,52 juta. Posisi aset SMDR mengalami kenaikan dibandingkan per 31 Desember 2022 dengan jumlah US$ 1,15 miliar. "Yang menyebabkan
revenue serta laba lebih rendah dibandingkan tahun 2022, adalah karena level
freight container internasional saat ini memang lebih rendah dari tahun 2022," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari