Samuel Sekuritas Beri Rating Overweight Sektor Perbankan, Begini Ulasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank konvensional di bawah coverage Samuel Sekuritas telah merilis laporan keuangan sampai dengan Juli 2022. Laba bersih gabungan semua bank tersebut mencapai Rp 82,4 triliun atau tumbuh 63,1% secara tahunan alias year on year (YoY).

Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Jonathan Guyadi memaparkan, BBRI membukukan pertumbuhan pendapatan tertinggi, tumbuh 100,1% YoY, diikuti oleh BBNI 80,6% YoY. Hasil yang memuaskan ini didukung oleh berbagai faktor, antara lain percepatan pertumbuhan kredit untuk bank-bank besar yang tumbuh 10,3% YoY dan biaya provisi yang lebih rendah 27,9% YoY sampai Juli 2022.

Pertumbuhan kredit tertinggi dicetak oleh BBCA yang tumbuh 13% YoY, disusul BMRI 11,4% YoY, BBRI 9,3% YoY, dan BBNI 7,5% YoY. Sementara itu, pertumbuhan dana simpanan mulai melambat menjadi 6,9% di Juli 2022 dibandingkan 8,8% di bulan sebelumnya.


"Namun, likuiditas bank-bank di bawah coverage kami masih cukup kuat, dengan LDR gabungan bank-bank tersebut mencapai 82,4% pada 22 Juli dibandingkan 22 Juni sebesar 82,2% dan 21 Juli 79,9%," tulisnya dalam riset, Kamis (1/9).

Baca Juga: Didorong Hasil Divestasi, BRI Danareksa Pertahankan Rating Buy Saham SSIA

Pihaknya meyakini bahwa kinerja sektor perbankan akan terus positif di sisa tahun ini, meski jarak antara pertumbuhan kredit dan pertumbuhan simpanan makin lebar yang turut mengangkat rasio LDR. Likuiditas tetap melimpah, terutama untuk empat bank terbesar Indonesia.

"Karenanya, kami memperkirakan bahwa NIM akan stabil di level saat ini, didukung oleh turunnya biaya pendanaan akibat tidak adanya persaingan untuk meraih dana simpanan," katanya.

Dijelaskannya, BBNI misalnya, akan memprioritaskan nasabah-nasabah yang berisiko rendah seperti korporasi swasta tier 1 dan kredit payroll karena prioritas utama BBNI saat ini adalah peningkatan kualitas aset tetap. Sementara itu, BMRI akan berkonsentrasi pada segmen hasil tinggi (high yielding) karena BMRI melihat peluang untuk menambah penyaluran kredit ke sektor komersil dan usaha kecil ke peminjam tertentu.

Selanjutnya, BBCA akan terus fokus pada segmen korporasi khususnya di perusahaan telko, infrastruktur, dan pertambangan, serta pada segmen konsumer khususnya pada sektor KPR. BBRI akan fokus pada segmen mikro yang diharapkan tumbuh 13%-15% YoY di 2022.

Dari bank digital, bulan Juli 2022 Bank Jago berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,9 miliar, sekaligus mengangkat laba bersih hingga Juli 2022 menjadi Rp 33 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan beban provisi 44% MoM menjadi Rp 29 miliar.

Sementara itu, PPOP turun 35% MoM menjadi Rp 33 miliar di bulan Juli karena pinjaman sedikit menurun sebesar 1,5% MoM meski dana simpanan tumbuh sebesar 17,3% MoM. Saat ini, Samuel Sekuritas masih mempertahankan target harga untuk ARTO di Rp 10.000 per saham karena harga sahamnya sudah turun sesuai dengan berubahnya ekspektasi dan multiple untuk perusahaan dengan laba rendah atau yang belum mencetak laba.

"Meski kami meyakini bahwa Bank Jago yang didukung oleh ekosistem GOTO akan menjadi yang terdepan di antara bank-bank digital di Indonesia, kami masih tetap berhati-hati karena dampak kenaikan suku bunga akan lebih besar bagi bank-bank digital ketimbang bank-bank besar," paparnya.

Baca Juga: Kenaikan Inflasi Mengintai, Ini Rekomendasi Saham-saham yang Dijagokan Analis

Terkait risiko ke depan, pihaknya memperkirakan koreksi pasar mungkin masih terjadi. Namun, tidak akan sepanjang koreksi saat siklus kenaikan suku bunga sebelumnya, didukung oleh kondisi perekonomian Indonesia yang lebih kuat dan modal yang cukup yang dimiliki oleh bank-bank besar untuk memitigasi risiko penurunan kualitas aset.

Karenanya, Samuel Sekuritas masih mempertahankan rating overweight untuk sektor perbankan.

"Kami masih meyakini bahwa bank-bank besar akan mengungguli bank-bank kecil serta bank-bank digital dan bank dengan rekam jejak yang lebih baik dalam manajemen kualitas aset, permodalan yang solid, dan penetrasi yang lebih kuat ke segmen hasil tinggi seperti BBRI dan BMRI akan mengungguli kompetitor-kompetitornya," imbuhnya.

 
BBNI Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi