KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas menetapkan rekomendasi
buy untuk saham PT Triputra Agro Persada Tbk (
TAPG) dengan target harga Rp 1.050 per saham. Dalam riset tanggal 4 Februari 2022, Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi menjabarkan sejumlah hal yang mendukung rekomendasi beli ini.
Pertama, umur tanaman sawit produsen
crude palm oil (CPO) ini masih relatif muda, yakni 11,5 tahun per September 2021. Secara rinci, sebanyak 78,9% umur tanaman berada di rentang 7-20 tahun dan 12,2% tanaman berusia kurang dari 7 tahun. Umur tanaman TAPG tersebut relatif lebih muda dibanding industri di 13 tahun. "Hal ini menjadikan TAPG sebagai salah satu dari sedikit perusahaan sawit yang masih dapat bertumbuh di tengah masih diberlakukannya moratorium pembukaan lahan sawit baru sejak 2018 silam," kata Yosua.
Baca Juga: Geliat Taipan TP Rachmat Menyemarakkan Bursa Saham Kedua, meski umur tanamannya masih muda, namun
yield fresh fruit bunch (FFB) alias tandan buah segar (TBS) mampu berada di atas 20 ton per ha. Menurut Yosua,
yield FFB tersebut terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Indonesia yang memiliki rata-rata
yield FFB sebesar 17,1 ton per ha.
Ketiga, sepanjang tahun 2022, pendapatan TAPG berpotensi naik 16,5%
year on year (yoy) menjadi Rp 7,88 triliun dengan laba bersih meningkat 18,2% yoy menjadi Rp 1,79 triliun. Hal ini didukung oleh
oil extraction rate (OER) yang stabil di level 23% serta didukung prospek harga CPO global yang tinggi, yakni di atas RM 4.000 per ton. Di sisi lain, beban operasional diperkirakan dapat terkontrol dengan baik terlebih dengan penerapan pertanian berbasis teknologi. Sejalan dengan itu, laba operasi tahun 2022 diprediksi dapat bertumbuh 18% yoy dengan margin laba operasional 28,4% (lebih tinggi dibandingkan prediksi 2021 yang sebesar 27,9%).
Baca Juga: Triputra Agro (TAPG) Siapkan Strategi untuk Memasok CPO Dalam Negeri Keempat, TAPG memiliki struktur keuangan yang sehat terlihat dari berkurangnya
exposure perusahaan terhadap utang karena kuatnya margin keuntungan yang diperoleh perusahaan di tengah tingginya harga CPO. Yosua memprediksi,
debt to equity ratio (DER) perusahaan pada 2022 dapat mencapai 0,4 kali dan 0,3 kali pada 2023, turun dari 0,7 kali pada 2020. Di sisi lain,
net gearing pada 2022 dan 2023 diproyeksi dapat berada pada level 0,0 kali turun dari level 0,4 kali pada 2020. "Struktur keuangan yang sehat membuat kinerja keuangan TAPG dalam jangka panjang dapat terjaga dengan baik. Hal tersebut juga membuat TAPG masih dapat berekspansi satu pabrik kelapa sawit baru dengan kapasitas 30 ton/jam di tahun ini," tutur Yosua.
Lebih lanjut, target harga Rp 1.050 per saham didasarkan pada
enterprise value (EV) TAPG yang sebesar US$ 10.547 per ha, atau 20% lebih premium dibandingkan rata-rata industri di level US$ 8.789 per ha. Target harga tersebut juga merefleksikan 17,5 kali PE 2022 dan 2,5 kali PBV 2022. Risiko utama berinvestasi di TPAG adalah fluktuasi harga CPO dan perubahan regulasi. Pada perdagangan Senin (7/2), harga TAPG tercatat naik 2,96% ke level Rp 695 per saham.
Baca Juga: Saham Sektor Perkebunan Masih Diuntungkan Kenaikan Harga Jual CPO Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati