Samuel Sekuritas Pertahankan Rating Overweight Sektor Perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank di bawah coverage Samuel Sekuritas telah merilis kinerja laporan keuangan hingga Agustus 2022. Hasilnya, laba bersih gabungan bank-bank tersebut mencapai Rp 97,0 triliun atau berhasil tumbuh 57,7% secara tahunan atau year on year (YoY).

Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Jonathan Guyadi mengungkapkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan pertumbuhan pendapatan tertinggi yakni tumbuh 88,0% YoY. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tumbuh 76.2% YoY, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 59,8% YoY, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tumbuh 57,1% YoY, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meningkat 22,6% YoY.

Pertumbuhan kredit terbesar secara tahunan dipegang oleh BBCA dengan angka 12,9% YoY, diikuti oleh BMRI 9,9% YoY, BBRI 8,8% YoY, BBNI 7,4% YoY dan BBTN 6,1% YoY.


Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pekan Depan Usai Rilis Data Tenaga Kerja AS

Sementara, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung lebih lambat di bulan Agustus 2022 dibanding bulan sebelumnya. DPK gabungan bank-bank di bawah coverage Samuel Sekuritas tercatat sebesar Rp 3,84 triliun pada Agustus, tumbuh 0,5% secara bulanan, dan naik 6,4% secara tahunan.

"Meski begitu, likuiditas bank-bank di bawah coverage kami masih cukup baik, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) gabungan mencapai 82,1% pada Agustus 2022," tulis Prasetya dalam riset, Selasa (4/10).

Angka itu beranjak dari 82,5% pada Juli, dan telah meningkat dari 79,8% pada Agustus tahun 2021.

Baca Juga: Dana Asing Diproyeksi Masih Akan Masuk ke Pasar Saham Indonesia

Samuel Sekuritas meyakini sektor perbankan masih akan mencetak kinerja positif hingga tutup tahun ini. Karena itu, Samuel Sekuritas menyematkan rating overweight pada sektor perbankan.

Meskipun dalam jangka pendek koreksi pasar masih mungkin terjadi, rentang waktunya diprediksi tidak akan sepanjang koreksi saat siklus kenaikan suku bunga sebelumnya seperti tahun 2013, mengingat kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih baik. Selain itu, bank-bank besar kini memiliki modal yang lebih kuat dan untuk memitigasi risiko penurunan kualitas aset. 

Pihaknya optimistis bahwa bank-bank besar akan mengungguli bank-bank kecil dan bank-bank digital, dan bank-bank dengan rekam jejak yang lebih baik dalam manajemen kualitas aset, permodalan yang solid, dan penetrasi yang lebih besar ke segmen-segmen dengan imbal hasil tinggi seperti BBRI dan BMRI akan mengungguli para pesaingnya.

Baca Juga: Samuel Sekuritas Perkirakan IHSG Bisa Tembus Level 7.500 Tahun Ini

Adapun BBRI dan BMRI mencatat pertumbuhan PPOP tertinggi, masing-masing sebesar 30,4% YoY dan 21,8% YoY. BBRI memutuskan untuk berkonsentrasi pada segmen mikro, yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 13-15% YoY di full year 2022. 

Sementara itu, BMRI memilih untuk fokus pada segmen dengan imbal hasil tinggi, karena BMRI melihat ada peluang untuk menyalurkan lebih banyak pinjaman di segmen komersial dan pinjaman kecil. Karenanya, kedua bank ini mencatatkan peningkatan NIM terbesar hingga Agustus.

"Kami mempertahankan rating overweight pada sektor perbankan dan melakukan roll over valuasi kami ke full year 2023," ungkap Samuel Sekuritas.

Di luar itu, terdapat beberapa resiko ke depan yang kemungkinan akan menekan sektor perbankan adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan, pertumbuhan net interest margin (NIM) dan pinjaman di bawah ekspektasi, dan biaya kredit yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati