KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham terus tertekan sepanjang 2019, beberapa analis menilai masih ada harapan bagi saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100) untuk rebound di semester II-2019. Hal ini ditopang pada kondisi fundamental produsen rokok tersebut, yang dianggap masih positif. Asal tahu saja, berdasarkan data RTI sepanjang 2019 saham HMSP sudah terkoreksi sebanyak 15,36%. Hal ini juga masih berlanjut pada perdagangan Rabu (10/7) saham HMSP ditutup koreksi 0,32% di level harga Rp 3.140 per saham. Baca Juga: Analis: Efisiensi jadi kunci Harum Energy (HRUM) perbaiki kinerja
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, penyebab utama tertekannya saham HMSP akibat adanya rencana penyesuaian free float yang akan dilakukan pada saham-saham anggota LQ45, termasuk HMSP. Rencana penyesuaian free float di Agustus dilakukan untuk menghitung market cap atau kapitalisasi saham. "Free float HMSP hanya 7,5%, jadi market cap berdasarkan free float akan drop banyak bobotnya di LQ45. Bobot HMSP sendiri akan turun dari kisaran 5,3% menjadi 1,5%," kata Suria kepada Kontan.co.id, Rabu (10/7). Sementara itu, outlook untuk fundamental HMSP dinilai masih belum berubah, sehingga secara fundamental prospek HMSP masih cukup positif hingga akhir tahun. Meskipun begitu, untuk saat ini investor dianjurkan untuk menunggu sampai sentimen penyesuaian bobot reda menekan harga saham HMSP.