JAKARTA. Perusahaan pembiayaan (multifinance) yang berbisnis alat berat hingga kuartal ketiga 2010 mencatatkan kinerja yang signifikan. Maklum, cerahnya bisnis pertambangan, terutama batubara berdampak baik bagi industri pembiayaan yang bergerak di sektor tersebut.Tengok saja pencapaian dari Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) yang hingga September 2010 sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,1 triliun atau tumbuh 25%-30% dari periode yang sama tahun lalu. Akhir tahun, SAN Finance menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan Rp 2,8 triliun.Presiden Direktur SAN Finance Susilo Sudjono mengatakan, pembiayaan alat berat hingga kuartal ketiga ini naik cukup signifikan dikarenakan membaiknya harga komoditas yang ditunjang dengan kondisi ekonomi yang lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. "Baiknya harga komoditas membuat banyak perusahaan mulai memaksimalkan kapasitas produksinya," ujarnya, (26/10).Susilo bilang hingga kuartal ketiga ini permintaan terbesar untuk alat berat datang dari bisnis pertambangan, terutama pertambangan batu bara yang porsinya mencapai 60%-65%. Sisanya permintaan kelapa sawit atau cruel palm oil (CPO) sebesar 20%-25%. "Selain itu, dari produk-produk kayu-kayuan dan tanaman industri," tambahnya.Namun, kinerja perusahaan pembiayaan bisa saja sedikit berkurang karena faktor cuaca berupa angin kencang dan curah hujan yang tinggi. Hal ini bisa saja mengakibatkan pengiriman alat berat akan tertunda dan perusahaan mengurangi porsi kerjanya. "Sebenarnya permintaan tetap tinggi namun karena semua alat berat berasal dari Jawa dan harus dikirim ke luar pulau Jawa, bisa saja pengiriman tertunda karena faktor cuaca sehingga realisasi pembiayaan bisa berkurang," papar Susilo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SAN Finance kucurkan pembiayaan Rp 2,1 triliun
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan (multifinance) yang berbisnis alat berat hingga kuartal ketiga 2010 mencatatkan kinerja yang signifikan. Maklum, cerahnya bisnis pertambangan, terutama batubara berdampak baik bagi industri pembiayaan yang bergerak di sektor tersebut.Tengok saja pencapaian dari Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) yang hingga September 2010 sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,1 triliun atau tumbuh 25%-30% dari periode yang sama tahun lalu. Akhir tahun, SAN Finance menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan Rp 2,8 triliun.Presiden Direktur SAN Finance Susilo Sudjono mengatakan, pembiayaan alat berat hingga kuartal ketiga ini naik cukup signifikan dikarenakan membaiknya harga komoditas yang ditunjang dengan kondisi ekonomi yang lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. "Baiknya harga komoditas membuat banyak perusahaan mulai memaksimalkan kapasitas produksinya," ujarnya, (26/10).Susilo bilang hingga kuartal ketiga ini permintaan terbesar untuk alat berat datang dari bisnis pertambangan, terutama pertambangan batu bara yang porsinya mencapai 60%-65%. Sisanya permintaan kelapa sawit atau cruel palm oil (CPO) sebesar 20%-25%. "Selain itu, dari produk-produk kayu-kayuan dan tanaman industri," tambahnya.Namun, kinerja perusahaan pembiayaan bisa saja sedikit berkurang karena faktor cuaca berupa angin kencang dan curah hujan yang tinggi. Hal ini bisa saja mengakibatkan pengiriman alat berat akan tertunda dan perusahaan mengurangi porsi kerjanya. "Sebenarnya permintaan tetap tinggi namun karena semua alat berat berasal dari Jawa dan harus dikirim ke luar pulau Jawa, bisa saja pengiriman tertunda karena faktor cuaca sehingga realisasi pembiayaan bisa berkurang," papar Susilo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News