KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik soal penjualan saham PT Delta Jakarta Tbk (
DLTA) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus bergulir. Bahkan rumor teranyar adalah San Miguel Malaysia Private Limited berpeluang besar membeli sekitar 27% saham DLTA milik Pemprov DKI. Dari info yang diperoleh Kontan.co.id, San Miguel ditunjuk sebagai pembeli utama DLTA. Kabarnya, Pemprov DKI Jakarta meminta harga DLTA dengan
Price to Book Value (PBV) Sebesar 5 kali, dari saat ini yang sebesar 4,5 kali. Jika terlaksana, San Miguel akan memiliki 85% saham DLTA. Berdasarkan data RTI, saat ini kepemilikan saham San Miguel di DLTA sebesar 467,06 juta saham atau setara 58,33% atas modal yang ditempatkan dan disetor.
Ronny Titiheruw Direktur Pemasaran DLTA ketika dihubungi kontan.co.id hari ini menolak untuk memberikan komentar. Begitupun dengan Sekretaris Badan Pembinaan BUMD DKI Jakarta Riyadi juga menolak untuk berkomentar banyak. "Maaf, saya tidak punya informasi terkait masalah ini," Riyadi pada hari ini (18/3). Terlepas dari itu, analis BCA Sekuritas mengungkapkan bahwa jika terbukti San Miguel yang memegang 85% kepemilikan DLTA, maka ada potensi untuk melakukan
tender offer (TO) karena kepemilikannya sebesar 85% dan memiliki kemampuan untuk menentukan jalnnya bisnis DLTA, sesuia POJK 9/2018. Selanjutnya Yaki mengungkapkan bahwa merujuk pada data
Bloomberg, harga saham DLTA saat ini sebesar Rp 6.750 per saham yang mencerminkan PBV 4,61 kali. Maka, jika target PBV nya sebesar 5 kali maka harga sahamnya sekitar Rp7.300 hingga Rp 7.325 per saham. "Cukup menarik bagi investor karena masih ada potensial
upside sekitar 8% hingga 8,5% sehingga bisa untuk ditungu aksi korporasi ini untuk trading," ujarnya hari ini. Selanjutnya jika untuk investasi, Yaki bilang, sebenarnya saham emiten ini menarik karena marginnya cukup tebal dengan
gross margin di atas 65% dan
net margin masih di atas 30%. "Namun, untuk
trading saham ini kurang likuid sehingga susah untuk
daily trade," tambah dia. Ia pun merekomendasikan beli saham DLTA dengan target harga di jangka pendek atau
buy on wekaness di
range Rp 6.400 hingga Rp 6.500 per saham. Sementara untuk target harga saham DLTA di jangka menengah berada pada level Rp 6.900 hingga Rp 7.200 per saham. "Harga tersebut masih realistis jika Pemprov DKI jadi lepas dengan target PBV 5 kali. Sedangkan kalau mau
trading, sebaiknya tunggu kejelasan divestasi saham DLTA dari Pemda saja," kata dia. Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga berpendapat bahwa jika nanti sebagian besar saham DLTA jadi diakuisisi oleh San Miguel, maka transaksinya bisa dengan skema
tender offer dan bisa juga langsung di pasar melalui pasar nego.
Sementara soal dampak akuisisi ini ke depan bagi investor, William bilang akan membuat saham DLTA makin tak likuid. "Saya lihat akan buat saham ini semakin tak likuid saja karena semakin sedikit jatah publik," papar dia. Meskipun demikian, ia tetap merekomendasikan untuk koleksi saham DLTA. "Terlepas dari adanya rencana Pemda DKI menjual saham DLTA, tapi saham ini tetap menarik karena kenaikan yang stabil dan
yield dari dividen yang besar," lanjutnya. Maka ia tetap merekomendasikan beli saham DLTA dengan target harga di jangka panjang. "Masih layak dikoleksi dengan target harga di level Rp 7.000-Rp 8.000 untuk jangka panjang, dan pertimbangannya karena likuiditas saham ini kecil," tutup dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi