Sandi ajak generasi muda kembangkan jiwa wirausaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha muda Sandiaga Uno mengajak generasi muda milenial untuk selalu berpikir positif dan optimistis. Sikap ini sangat dibutuhkan untuk membawa bangsa ini maju dalam menghadapi sejumlah tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang.

"Bukan pola pikir yang pesimistis atau yang saling menjatuhkan,” ujar Sandi yang kini berstatus sebagai calon wakil presiden Indonesia ini di Jakarta, Jumat (14/9).

Sandi menyampaikan hal tersebut saat memberikan kuliah perdana dihadapan 1.300 mahasiswa baru angkatan 2018 di Universitas Darma Persada. Selain Sandi, turut hadir menyampaikan kuliah perdana Direktur Utama TVRI, Helmi Yahya dan Direktur Keuangan PT MRT Jakarta, Tuhiyat.


Dalam kesempatan tersebut Sandi membawakan materi bertema Enterpreneurship 4.0. Dia menjelaskan fokus dari era enterpreneurship 4.0 itu adalah pemanfaatan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi digital.

Menurut Sandi, generasi muda perlu memiliki jiwa enterpreneurship demi kemajuan ekonomi bangsa ini. "Enterpreneurship is a mindset. Pola pikir inilah yang perlu ditanamkan pada generasi milenial," ujarnya.

Sandi juga berbagi rahasia untuk meraih kesuksesan. Dia mengatakan rumus utama untuk menggapai sukses itu adalah kerja keras. "Rumusnya adalah 90% kerja keras, 10% baru talenta," katanya.

Sementara dalam menjalankan wirausaha, Sandi menyebutkan perlu adanya penerapan prinsip 4 AS, yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas.

"Jadi buat para mahasiswa, mulailah wirausaha secara dini, jangan sia-siakan kesempatan, potensi, dan peluang," katanya yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa.

Sementara itu, Helmi menyatakan tantangan bisnis yang dihadapi generasi masa depan sangat pelik dan sangat berbeda dengan generasi terdahulu. Untuk itu dituntut adanya kreatifitas dalam mengembangkan bisnis dan usahanya.

“Dunia sekarang sudah berubah pesat. Banyak perusahaan raksasa yang dulu menguasai dunia, kini telah berakhir tragis. Ini disebabkan karena mereka kurang responsif dalam menghadapi perubahan," katanya.

Sebelumnya, Tuhiyat mengatakan gebrakan ide diperlukan untuk membangun pola transportasi di Jakarta. "Tantangan Jakarta di bidang transportasi itu sangat berat. Itulah sebabnya diperlukan sejumlah gebrakan kreasi dan inovasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri