Sandiaga analogikan robohnya konstruksi LRT sebagai black swan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, robohnya box girder pada konstruksi light rail transit ( LRT) di Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, sangat jarang terjadi.

Sandiaga menganalogikan jatuhnya box girder yang sudah terpasang itu dengan teori angsa hitam atau black swan yang berarti peristiwa langka yang sulit diprediksi.

"Yang terjadi kemarin itu (robohnya box girder LRT) adalah black swan di mana sangat jarang terjadi," ujar Sandiaga di Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (23/1).


Sandiaga menjelaskan, semua prosedur sudah dilakukan pekerja sebelum bertugas, termasuk prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Sandiaga menyebut peristiwa kemarin sebagai musibah.

"Memang itu adalah musibah, kita tidak boleh menyalahkan siapa-siapa," kata Sandiaga.

Berkaca dari peristiwa jatuhnya box girder tersebut, Sandiaga meminta Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta memetakan semua risiko pekerjaan dan menanamkan budaya K3.

Sandiaga juga berpesan percepatan pembangunan di Ibu Kota tidak mengabaikan prosedur keselamatan kerja.

"Safety first, keselamatan itu adalah yang utama, jadi kami enggak akan kompromi walaupun dikejar apa pun target, keselamatan itu yang utama," ucapnya.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi sebelumnya mengaku tak menyangka konstruksi LRT roboh pada Senin (22/1) dini hari.

Robohnya box girder yang telah terpasang dan terangkai sangat jarang terjadi. Pengerjaan juga telah dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

"Ini kecelakaan yang sangat jarang terjadi. Biasanya kalau ada kecelakaan box girder-nya jatuh sebelum terangkai. Ini sudah terangkai dan sudah terpasang," ujar Satya, kemarin.

Hal yang sama disampaikan Direktur Utama Wika Karya Beton Tbk, (WTON) Hadian Pramudita. Karena jarang terjadi, penyebab robohnya box girder itu pun masih menjadi tanda tanya. (Nursita Sari)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com, berjudul: Sandiaga: Robohnya Box Girder LRT Itu Black Swan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie