KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno sangat menyayangkan pengelolaan BPJS Kesehatan saat ini yang membuat rumah sakit kesusahan. Bahkan BPJS Kesehatan untuk membayar ke rumah sakit harus meminta dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 4,9 triliun tahun ini. Sandiaga mengatakan ada beberapa rumah sakit sudah mengeluah, termasuk rumah sakit Muhammadiyah di Jawat Tengah yang uangnya belum dibayar Rp 320 miliar dan rumah sakit di Jawa Timur sebesar Rp 120 miliar. "Waktu saya masih di Jakarta, rumah sakit di Jakarta juga banyak belum dibayar. Tidak bisa bayar obat dan cash flow mereka terganggu. Direksi rumah sakit pada protes ke saya," ungkap dia saat mengunjungi Redaksi KONTAN, Selasa (2/10). Dia menjelaskan saat itu bahwa Pemprov DKI tidak bisa menalangi uang dari BPJS Kesehatan yang belum dibayar ke rumahsakit, sebab tidak ada di dalam penganggaran yang sudah diteuk DPRD DKI Jakarta. "Kalau saya kasih bisa pidana. Akhirnya saya minta ke Bank DKI untuk membayar utang BPJS Kesehatan," imbuh dia.
Sandiaga Uno soal BPJS: Seperti mobil Mercy S Class tapi dikasih bensin minyak tanah
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno sangat menyayangkan pengelolaan BPJS Kesehatan saat ini yang membuat rumah sakit kesusahan. Bahkan BPJS Kesehatan untuk membayar ke rumah sakit harus meminta dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 4,9 triliun tahun ini. Sandiaga mengatakan ada beberapa rumah sakit sudah mengeluah, termasuk rumah sakit Muhammadiyah di Jawat Tengah yang uangnya belum dibayar Rp 320 miliar dan rumah sakit di Jawa Timur sebesar Rp 120 miliar. "Waktu saya masih di Jakarta, rumah sakit di Jakarta juga banyak belum dibayar. Tidak bisa bayar obat dan cash flow mereka terganggu. Direksi rumah sakit pada protes ke saya," ungkap dia saat mengunjungi Redaksi KONTAN, Selasa (2/10). Dia menjelaskan saat itu bahwa Pemprov DKI tidak bisa menalangi uang dari BPJS Kesehatan yang belum dibayar ke rumahsakit, sebab tidak ada di dalam penganggaran yang sudah diteuk DPRD DKI Jakarta. "Kalau saya kasih bisa pidana. Akhirnya saya minta ke Bank DKI untuk membayar utang BPJS Kesehatan," imbuh dia.