Sang Hyang Sri siapkan 33% benih



JAKARTA. Produsen benih PT Sang Hyang Sri akan memasok sekitar 120.000 ton atau 33,3% dari total kebutuhan benih padi. Penyediaan ini bertujuan mendukung peningkatan produksi beras tahun ini. "Tahun ini, pasokan dari SHS naik dibanding tahun lalu yang hanya 110.000 ton," kata Eddy Budiono, Direktur Utama PT Sang Hyang Sri, kepada KONTAN, Jumat (3/2).

Total kebutuhan benih padi tahun 2011 ini sendiri adalah sekitar 360.000 ton untuk luas lahan sawah sekitar 12 juta hektare (ha) yang tersebar di berbagai daerah. Pemenuhan kebutuhan bibit sisanya dari petani sebanyak 75.000 ton dan 165.000 dari swasta.

BUMN penyedia benih ini telah menyiapkan beragam varietas yang berbeda untuk mengantisipasi kondisi iklim. Beberapa varietas yang disiapkan adalah Inpara, Inpago, Situbagendit, dan Ciherang. Menurut Eddy, total ada sekitar 12 varietas benih menyesuaikan kondisi lahan.


Dalam waktu dekat, Sang Hyang Sri berencana mencairkan pinjaman sebesar Rp 300 miliar dari Bank BRI. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli gabah 160.000 ton dan 120.000 ton benih. "Kami berharap Februari-Maret akan cair," kata Eddy.

Tahun lalu, produksi benih dari sawah Sang Hyang Sri seluas 3.500 hektare merosot. Tanaman padi milik produsen bibit itu terserang wereng selama dua musim.

Sebagai catatan, tahun ini Kementerian Pertanian mematok target produksi gabah sebanyak 70,01 juta ton atau setara dengan 43,93 juta ton beras. Target ini naik sekitar 5% ketimbang produksi gabah tahun 2010 lalu yang sebesar 65,98 juta ton.

Deputi Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Megananda Daryono mengungkapkan Sang Hyang Sri akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi beras nasional. "Kami akan kembangkan benih kualitas unggul dan mendistribusikan secara kepada seluruh petani," kata Megananda.

Tahun 2010, Sang Hyang Sri yang juga memproduksi berbagai jenis bibit sayuran meraih total omzet Rp 1,8 triliun. Tahun ini, Sang Hyang Sri menargetkan perolehan omzet antara Rp 2,1 triliun hingga Rp 2,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can