Sang pendiri kerajaan bisnis Wilmar Iternational



KEButuhan sumber daya alam tidak mengenal kata usai. Itu sebabnya, banyak pebisnis terjun mengembangkan bisnis berbasis sumber daya alam. Salah satu pebisnis yang ikut mencecap gurihnya hasil bumi adalah Kuok Khoon Hong. Nama Kuok mungkin tidak sepopuler miliarder asal Amerika, Warren Buffett. Namun, siapa yang tak kenal Wilmar Internasional?

Perusahaan kelapa sawit asal Singapura ini kerap menjadi buah bibir di kalangan pebisnis Tanah Air. Maklumlah, salah satu pendiri Wilmar adalah taipan asal Indonesia, yakni Martua Sitorus. Sejatinya, banyak orang tak menyadari sosok Kuok di balik kebesaran nama Wilmar. Wilmar sesungguhnya memiliki dua sisi wajah : Indonesia dan Malaysia. Hal ini tak lepas dari asal dua pendiri Wilmar.

Selain Martua, Kuok merupakan salah satu pendiri Wilmar asal Malaysia. Nama Wilmar sendiri merupakan singkatan dari Wil(liam) dan Mar(tua). Catatan saja, William merupakan nama panggilan dari Kuok. Sebagai salah satu pendiri Wilmar, Kuok kini menduduki jabatan sebagai chairman sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Wilmar International Ltd.


Posisi ini menjadikan Kuok bertanggung jawab penuh atas seluruh pengelolaan perusahaan. Kuok juga bertanggungjawab  terhadap pengembangan bisnis baru. Jabatan sebagai orang nomor satu di Wilmar tak lepas dari sejarah panjang Kuok di dunia kelapa sawit. Kuok sudah menggeluti bisnis kelapa sawit sejak tahun 1973. Kuok bahkan pernah menjabat berbagai posisi penting di perusahaan kelapa sawit Asia.

Misalnya, General Manager Federal Flour Mills Bhd mulai tahun 1986-1991. Kemudian, pada tahun 1989-1991 Kuok menduduki posisi Managing Director Kuok Oils & Grains Pte Ltd. Pengalaman luas di bisnis kelapa sawit inilah yang menjadi salah satu modal utama bagi kesuksesan Wilmar. Berbekal pengalaman dan inovasi, Kuok menjadi motor pertumbuhan Wilmar.

Perusahaan pengolahan kelapa sawit yang berdiri sejak tahun 1991 ini kini telah menjelma menjadi salah satu grup bisnis terbesar di Asia. Di bawah kepemimpinan Kuok, Wilmar kini memiliki 450 pabrik pengolahan. Jaringan distribusi Wilmar telah berkembang di China, India, dan Indonesia dan 50 negara lain.Total karyawan Wilmar mencapai 92.000 orang. Pria lulusan University of Singapore ini sukses membawa Wilmar meraup pendapatan US$ 20,62 miliar di akhir Juni 2013.

Angka ini turun tipis 4% dari US$ 21,4 miliar di Juni 2012. Meski pendapatan lesu, Kuok berhasil menggenjot laba bersih Wilmar. Di periode yang sama, laba Wilmar naik menjadi US$ 533 juta dari sebelumnya US$ 372 juta. Catatan Forbes, pundi-pundi kas pribadi Kuok sebesar US$ 2,2 miliar per Agustus 2013. Dengan kekayaan segitu, Forbes menempatkan Kuok di peringkat ke-8 di deretan orang terkaya di Singapura. Sumber kekayaan Kuok adalah kepemilikan saham sebesar 10% di Wilmar

Sebagai pebisnis ulung, Kuok tak gentar berekspansi. Di tengah kelesuan pasar komoditas global, Kuok malah getol merangsek pasar Afrika. Di April lalu, Wilmar membeli 27% saham Morocco's Cosumar. Ini produsen gula terbesar ketiga di Afrika. Nilai pembeliannya US$ 263 juta.

Keberhasilan Kuok tak lepas dari insting bisnis yang mumpuni. Sejatinya, naluri bisnis kelapa sawit kental mengalir di darah Kuok. Pria berusia 63 tahun ini merupakan keponakan Robert Kuok, orang terkaya nomor satu di Malaysia. Robert merupakan pendiri Kuok Group, konglomerasi bisnis yang merajai sektor gula, kelapa sawit, properti dan perkapalan.                                 

(Bersambung)

Editor: Dessy Rosalina