Sang sutradara nasi pedas



JAKARTA. Februari 2017 mendatang, restoran Nasi Pedas genap setahun. Restoran yang menyajikan menu-menu khas masakan Nusantara ini merupakan usaha kuliner milik aktris Lola Amaria. Berangkat dari hobi memasak, aktris sekaligus sutradara ini menjajal usaha kuliner di Jalan Cipete Raya No. 8,  Jakarta Selatan.

Bagi Lola, langkah membuka usaha kuliner bukan karena latah atau sekadar coba-coba cari peruntungan. Sekarang ramai artis yang terjun ke dunia bisnis seperti kuliner, mode, dan produk kecantikan dengan memanfaatkan popularitas yang sedang naik daun. Tapi Lola tidak membeo mereka. "Saya suka makan makanan enak dan hobi memasak," ujarnya.

Dengan modal bisa memasak saja belum menjamin seseorang mampu mengelola sebuah bisnis rumah makan. Apalagi sekadar menyalurkan hobi. Terjun ke bisnis resto butuh perencanaan matang dan investasi yang tidak sedikit. Itu prinsip Lola. Selain itu, pengusaha kuliner harus akurat dalam menentukan pangsa pasar dan jenis menu yang ditawarkan. Belum lagi merekrut dan mengurus karyawan, memastikan ketersediaan bahan baku, hingga membuat strategi pemasaran dan promosi supaya penjualan menanjak. "Investasinya, kan, besar dan harus kembali," ujar pemeran Tinung dalam film Ca Bau Kan (2002) ini.


Sebelum Nasi Pedas Cipete resmi buka pada 25 Februari 2016, hampir setahun Lola menyusun perencanaan bisnis, mengetes menu, survei tempat,  dan membidik segmen pasar. Bersyukur, jumlah pengunjung  yang ada sudah melampaui target. Kehadiran Nasi Pedas Cipete juga mendapat sambutan positif pecinta kuliner. Pendapatan pun mulai memperlihatkan grafik positif sehingga bisa menutupi biaya operasional dan menggaji 30 karyawan. "Untuk balik modal investasi targetnya paling cepat dua atau tiga tahun," ujar perempuan kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977 ini.

Pada awal-awal restoran beroperasi, Lola 100% mencurahkan tenaga dan pikirannya terutama memastikan menu yang akan dihidangkan apakah sesuai dengan hasil kreasinya. Dari sisi rasa, masakan harus konsisten. "Saya merekrut tiga koki. Saya arahkan mereka bagaimana cara memasaknya. Memasukan bawang sebelum atau sesudah dimasak saja pasti akan beda citra rasanya," terangnya.

Eksperimen Untuk menghasilkan menu dan komposisi rempah yang pas, Lola tekun bereksperimen secara totalitas. Ia membuat resep-resep baru masakan lokal dengan campuran rempah-rempah. Semua itu dilakoninya sepenuh hati karena memasak bisa dibilang cinta kedua setelah membuat film. Tak ayal Lola menghabiskan waktu di dapur dan pasar. Sejak subuh ia sudah berangkat ke pasar untuk berburu bahan-bahan segar.

Hasilnya para pecinta nasi dan makanan pedas rempah asli Indonesia bisa memuaskan selera di restoran ini. Suasana resto juga dibikin serasa di rumah sendiri yang lumayan lega. Desain interior dibuat dengan konsep homey dengan aksen kayu dan bambu sehingga terasa nyaman.

Adapun olahan hidangan yang disajikan merupakan percampuran dari masakan berbagai daerah. Seperti Medan, Padang, Bali, Sunda, hingga Manado. Di Restoran Nasi Pedas Cipete, Pedescipers, sebutan untuk para penyuka masakan pedas bisa menikmati hidangan secara prasmanan, Tersedia aneka jenis nasi seperti nasi kluwek, nasi kencur, nasi kecombrang, atau nasi jeruk.

Lauknya tersedia ayam kecombrang, paru goreng ketumbar, kulit ayam pedas, dan suwir daging pedas. Ada juga tumis kecipir belacan, tumis oncom leunca, sayur lombok ijo, dan cakalang suwir pedas. Sambal matah, sambal geledek, dan sambal lain tak ketinggalan. Lola menyebut, sekitar seratusan masakan disajikan secara bergilir. Bagi santapan best seller tersedia setiap hari, misalnya ayam kecombrang. "Saya menawarkan masakan enak, harga terjangkau tapi tidak murahan," katanya. Siapa mau mampir?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan