Sanksi AS ke Iran berpotensi kurangi pasokan, harga minyak melambung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia pada Selasa (2/10) ditutup menguat hingga mencapai level tertinggi sejak empat tahun lalu. Hal ini lantaran pelaku pasar semakin khwatir pada penerapan sanksi AS kepada Iran yang semakin dekat dan akan terjadi di minggu ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (2/10) pukul 20:41 harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Echange mencapai rekor tertinggi di level US$ 75,47 per barel. Level tersebut jadi rekor selama empat tahun lalu.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy, mengatakan efek akan dijatuhkannya sanksi AS ke Iran sudah mulai terasa dan mendorong harga minyak naik. Nizar mengatakan bila sanksi tersebut dijatuhkan maka pasokan global bisa terganggu dengan berkurang 1 juta hingga dua juta barel per hari.


Harga minyak makin melambung karena muncul keraguan bahwa negara produsen minyak terbesar lainnya, seperti Rusia tidak mampu menutupi kekurangan pasokan tersebut.

"Kesepakatakan yang terjadi antara Kanada, Meksiko dan AS terkait kesepakatan untuk menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) mengurangi isu perang dagang dan mendorong harga minyak," kata Nizar, Selasa (2/10).

Selain produksi Rusia yang diproyeksikan kurang, pasokan minyak global juga makin diproyeksikan cetek karena ekonomi Venezuela masih carut marut. Nizar menyebut produksi minyak dari Venezuela telah berkurang 40%.

Nizar memproyeksikan hingga akhir tahun harga minyak WTI akan bergerak direntang US$ 65 per barel hingga US$ 85 per barel. "Saat ini kondisi jangka pendek overbought mungkin akan ada koreksi dikit tetapi tren masih bullish," kata Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti