JAKARTA. PT Santosa Agrindo (Santori) anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) telah mengimpor 1.912 ekor sapi indukan Brahman Cross dari Australia pada 27 April 2016. Impor ini merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir bagi Santori mendatangkan sapi indukan ke Jatim. Sapi indukan ini akan dikembangbiakan dengan cara bermitra bersama kelompok peternak rakyat yang ada di Jawa Timur (Jatim). Head of Breeding Santori Dayan Antoni mengatakan, sebanyak 1.600 ekor sapi indukan impor itu akan dijual ke kelompok peternak dengan sistem kemitraan. Harga jual sapi ke petani sekitar Rp 50.000 per kilogram (kg) dalam kondisi bunting enam bulan. Sisanya, 312 ekor sapi indukan lainnya akan dikembangkan sendiri oleh Santori di Jatim. Dalam sistem kemitraan ini, Santori hanya menjual sapi yang sudah bunting 6 bulan, kemudian setelah sapi itu melahirkan, petani harus menjualnya kembali ke Santori untuk dibuntingkan lagi. "Harga penjualan kembali akan lebih rendah sekitar 5%," ujar Dayan, Selasa (28/6).
Santori impor 1.912 sapi indukan dari Aussie
JAKARTA. PT Santosa Agrindo (Santori) anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) telah mengimpor 1.912 ekor sapi indukan Brahman Cross dari Australia pada 27 April 2016. Impor ini merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir bagi Santori mendatangkan sapi indukan ke Jatim. Sapi indukan ini akan dikembangbiakan dengan cara bermitra bersama kelompok peternak rakyat yang ada di Jawa Timur (Jatim). Head of Breeding Santori Dayan Antoni mengatakan, sebanyak 1.600 ekor sapi indukan impor itu akan dijual ke kelompok peternak dengan sistem kemitraan. Harga jual sapi ke petani sekitar Rp 50.000 per kilogram (kg) dalam kondisi bunting enam bulan. Sisanya, 312 ekor sapi indukan lainnya akan dikembangkan sendiri oleh Santori di Jatim. Dalam sistem kemitraan ini, Santori hanya menjual sapi yang sudah bunting 6 bulan, kemudian setelah sapi itu melahirkan, petani harus menjualnya kembali ke Santori untuk dibuntingkan lagi. "Harga penjualan kembali akan lebih rendah sekitar 5%," ujar Dayan, Selasa (28/6).