Sapi Brahman: Bobotnya dua kali sapi lokal (1)



Sapi brahman cross kini semakin populer di kalangan peternak sapi di Indonesia. Banyak peternak tertarik mengembangkan budidaya sapi ini karena tingkat keuntungannya lebih tinggi dibanding sapi biasa.   

Sapi brahman cross merupakan hasil kawin silang  sapi asal India dengan sapi-sapi lokal di Australia dan Amerika. Sejak tahun 1933, sapi brahman asal India ini memang banyak didatangkan ke Amerika dan Australia untuk diternakkan dalam skala besar

Ciri khas sapi ini memiliki postur tubuh yang besar, berpunuk, berkulit longgar, serta memiliki gelambir di bawah leher sampai perut. Dagingnya pun banyak. Dengan posturnya yang besar, sapi brahman disebut-sebut sebagai jenis sapi potong terbaik. Saat ini, kebanyakan peternak sapi di Indonesia mengimpor langsung bakal sapi brahman cross dari Australia.


Salah seorang pembudidaya sapi brahman di Indonesia adalah Marcell Diaz yang berlokasi di Tangerang, Banten. Selain di Tangerang, ia juga memiliki peternakan brahman di Kalimatan.

Ia telah membudidayakan sapi brahman sejak tahun 2004 di bawah bendera usaha PT Cesna Agro Borneo. Menurut Marcell, ada beberapa kelebihan sapi brahman ketimbang sapi lokal. Di antaranya adalah, "Bobotnya yang bisa dua hingga tiga kali lipat dari sapi lokal," kata Marcell.

Seekor sapi brahman usia dua tahun siap potong biasanya memiliki berat mulai dari 500 kilogram (kg) hingga 1 ton. Sementara sapi lokal, hanya memiliki bobot 200 kg hingga 300 kg.

Sapi brahman juga memiliki tulang lebih kecil dibanding sapi lokal. Marcell beternak brahman di lahan seluas 20 hektare (ha). Lahan seluas itu bisa menampung hingga 5.000 ekor sapi.Selama ini, ia banyak menjual sapi brahman dalam kondisi hidup. Harganya sekitar  Rp 20.000 - Rp 25.000 per kg.

Dari usaha ini, ia bisa meraih omzet Rp 15 miliar hingga Rp 27 miliar. Marcell menilai, ke depannya, usaha ternak sapi brahman ini masih menjanjikan. Apalagi, konsumsi daging sapi di Indonesia terus meningkat.  (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri