JAKARTA. Upaya pemerintah menekan harga daging sapi di DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi sekitar Rp 72.000 sampai Rp 76.000 per kilogram (kg) dari harga rata-rata Rp 110.000 per kg diragukan. Pasalnya, rata-rata kebutuhan sapi di DKI mencapai 1.500 ekor per hari. Sementara, sapi yang didatangkan pemerintah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tahap pertama cuma 353 ekor saja. Malahan, kendati pemerintah mampu mendatangkan sapi dari daerah dengan volume yang lebih banyak lagi, hal itu dinilai belum mampu menekan harga daging sapi di ibu kota. Paling banter kalau harga daging bisa diteken bertahan di sekitar Rp 90.000 per kg sampai Rp 100.000 per kg. Pernyataan itu dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia (Sekjen PPSKI) Rochadi Tawaf kepada KONTAN, Minggu (13/12). "Apalagi sapi yang dibeli dari NTT itu berat badannya masih rata-rata 300 kg per ekor, malah ada yang 250 kg per ekor, sementara berat ideal itu 400 kg per ekor," ujar Rochadi.
Sapi NTT belum mampu pangkas harga daging sapi DKI
JAKARTA. Upaya pemerintah menekan harga daging sapi di DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi sekitar Rp 72.000 sampai Rp 76.000 per kilogram (kg) dari harga rata-rata Rp 110.000 per kg diragukan. Pasalnya, rata-rata kebutuhan sapi di DKI mencapai 1.500 ekor per hari. Sementara, sapi yang didatangkan pemerintah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tahap pertama cuma 353 ekor saja. Malahan, kendati pemerintah mampu mendatangkan sapi dari daerah dengan volume yang lebih banyak lagi, hal itu dinilai belum mampu menekan harga daging sapi di ibu kota. Paling banter kalau harga daging bisa diteken bertahan di sekitar Rp 90.000 per kg sampai Rp 100.000 per kg. Pernyataan itu dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia (Sekjen PPSKI) Rochadi Tawaf kepada KONTAN, Minggu (13/12). "Apalagi sapi yang dibeli dari NTT itu berat badannya masih rata-rata 300 kg per ekor, malah ada yang 250 kg per ekor, sementara berat ideal itu 400 kg per ekor," ujar Rochadi.