Saran analis tentang saham Grup Bakrie



JAKARTA. Saham Grup Bakrie di sektor komoditas melambung beberapa hari terakhir. Misalnya, saham Bumi Resources Minerals (BRMS) yang menyentuh level tertinggi Rp 72 per saham kemarin. Angka ini naik 20% dibandingkan sehari sebelumnya.

BRMS ditransaksikan dengan volume besar, mencapai 3,15 miliar saham, jauh di atas volume rata-ratanya sekitar 135,8 juta saham. Saham Energi Mega Persada (ENRG), meski harganya tetap Rp 50 per saham, juga cukup kencang ditransaksikan.

Induk BRMS, Bumi Resources (BUMI) sempat menyentuh level tertinggi pada Senin (24/10) di Rp 150 per saham. Harga BUMI sudah naik 94,8% sejak suspensi sahamnya dibuka 5 Oktober lalu. Volume perdagangan BUMI juga cukup tinggi, 1,7 miliar saham.


Kenaikan BUMI yang cukup liar membuat saham ini masuk radar pengawasan Bursa Efek Indonesia sebagai unusual market activity (UMA) pada 21 Oktober lalu. Setelah masuk UMA, BUMI dikenai suspensi pada Selasa (25/10).

BEI bilang, suspensi BUMI di pasar reguler dan pasar tunai untuk cooling down. BEI mengingatkan investor mempertimbangkan secara matang di setiap pengambilan keputusan investasinya di BUMI. Kenaikan saham ini bermula sejak BUMI merilis laporan keuangan kuartal I dan kuartal II-2016.

Kerugian BUMI di paruh pertama tahun ini memang menyusut ke US$ 11,8 juta dari sebelumnya US$ 566,24 juta. BUMI juga masih terus berupaya melanjutkan proses restrukturisasi utang.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI dalam jawaban ke BEI, Selasa bilang, kenaikan harga BUMI mungkin karena pasar batubara mulai menggeliat. "Selain proses PKPU yang masih berlangsung, kami tak punya informasi penting dan material lainnya," ujar Dileep.

Analis Asjaya Indosurya Securities Wiliam Surya Wijaya menilai, kenaikan saham BRMS diperkirakan mengekor saham BUMI. Saham BRMS memanas sejak ada rencana divestasi saham Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada akhir Oktober ini.

Dana dari divestasi saham bakal dipakai untuk membayar utang. Sehingga, banyak investor berspekulasi kinerja BRMS bisa membaik.

Analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo mengingatkan trader berhati-hati melihat saham Grup bakrie. "Yang paling pertama dilihat adalah risikonya. Trader yang masuk harus siap jika saham ini kembali ke level bawah karena kinerjanya belum bagus," ujar dia.

Lucky menilai, saham-saham ini banyak ditransaksikan jangka pendek dan berisiko kembali turun jika terkena sentimen berita negatif. Lucky pun menyarankan menghindari saham tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie