JAKARTA. Lelang surat utang negara (SUN) denominasi dolar Amerika Serikat (AS) perdana pada pasar domestik yang dilakukan pemerintah sepi peminat. Bank Indonesia (BI) menghimbau tenor SUN valas domestik ini ke depannya perlu dibuat beragam untuk menarik minat pasar.Saat ini, tenor yang ada hanyalah tenor tiga tahun. Waktu lelang perdana pada Senin kemarin (25/11), total penawaran yang masuk hanya US$ 293,55 juta atau jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar US$ 450 juta. Dari total penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap US$ 190 juta.Direktur Eksekutif Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan semakin beragam tenor yang disediakan maka akan semakin baik. "Kalau bisa disamakan dengan SUN beragam seri seperti lima tahun dan sepuluh tahun," ujarnya, Kamis (28/11).Difi menjelaskan, dengan beragamnya tenor, maka makin memberikan pilihan bagi investor untuk masuk. Selama ini, investor enggan masuk ke instrumen dalam negeri karena kurangnya pendalaman pasar valas. Makanya investor pun banyak menempatkan valasnya ke luar negeri.Instrumen ini sangat baik dilakukan. Dalam jangka panjang, efek dari instrumen ini adalah mendorong pembiayaan dollar bagi orang-orang yang pendapatannya dalam dollar.Jadi, mereka yang cash flownya dalam dollar dan pendapatannya dalam dollar tidak perlu lagi melakukan pinjaman di bank. Sehingga ini akan memperkuat stabilitas rupiah nantinya.BI menginginkan dalam jangka waktu enam bulan ke depan yang bermain dalam instrumen ini adalah asuransi, reksadana, ataupun dana pensiun. Karena tiga pemain ini adalah pemain yang berhadapan dengan utang jangka panjang dan merupakan investor potensial.Misalnya asuransi. Asuransi, khususnya bagi yang menerima valas akan berhadapan dengan utang jangka panjang. Utang jangka panjang akan klop apabila disandingkan dengan aset jangka panjang juga, seperti SUN valas domestik ini. Karena kalau disandingkan dengan investasi dalam denominasi rupiah maka akan beresiko sangat besar apabila rupiah sedang mengalami pelemahan seperti sekarang ini.Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan menilai yang harus diperhatikan pemerintah dalam lelang SUN valas domestik adalah nilai bunga. Bunga harus dibuat lebih menarik sehingga ada investor yang mau masuk.Dan tenornya pun harus dibuat beragam, mulai dari enam bulan, satu tahun, tiga tahun dan seterusnya. Instrumen ini bagus untuk menambah likuiditas dollar di dalam negeri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saran BI: Tenor SUN valas domestik baiknya beragam
JAKARTA. Lelang surat utang negara (SUN) denominasi dolar Amerika Serikat (AS) perdana pada pasar domestik yang dilakukan pemerintah sepi peminat. Bank Indonesia (BI) menghimbau tenor SUN valas domestik ini ke depannya perlu dibuat beragam untuk menarik minat pasar.Saat ini, tenor yang ada hanyalah tenor tiga tahun. Waktu lelang perdana pada Senin kemarin (25/11), total penawaran yang masuk hanya US$ 293,55 juta atau jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar US$ 450 juta. Dari total penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap US$ 190 juta.Direktur Eksekutif Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan semakin beragam tenor yang disediakan maka akan semakin baik. "Kalau bisa disamakan dengan SUN beragam seri seperti lima tahun dan sepuluh tahun," ujarnya, Kamis (28/11).Difi menjelaskan, dengan beragamnya tenor, maka makin memberikan pilihan bagi investor untuk masuk. Selama ini, investor enggan masuk ke instrumen dalam negeri karena kurangnya pendalaman pasar valas. Makanya investor pun banyak menempatkan valasnya ke luar negeri.Instrumen ini sangat baik dilakukan. Dalam jangka panjang, efek dari instrumen ini adalah mendorong pembiayaan dollar bagi orang-orang yang pendapatannya dalam dollar.Jadi, mereka yang cash flownya dalam dollar dan pendapatannya dalam dollar tidak perlu lagi melakukan pinjaman di bank. Sehingga ini akan memperkuat stabilitas rupiah nantinya.BI menginginkan dalam jangka waktu enam bulan ke depan yang bermain dalam instrumen ini adalah asuransi, reksadana, ataupun dana pensiun. Karena tiga pemain ini adalah pemain yang berhadapan dengan utang jangka panjang dan merupakan investor potensial.Misalnya asuransi. Asuransi, khususnya bagi yang menerima valas akan berhadapan dengan utang jangka panjang. Utang jangka panjang akan klop apabila disandingkan dengan aset jangka panjang juga, seperti SUN valas domestik ini. Karena kalau disandingkan dengan investasi dalam denominasi rupiah maka akan beresiko sangat besar apabila rupiah sedang mengalami pelemahan seperti sekarang ini.Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan menilai yang harus diperhatikan pemerintah dalam lelang SUN valas domestik adalah nilai bunga. Bunga harus dibuat lebih menarik sehingga ada investor yang mau masuk.Dan tenornya pun harus dibuat beragam, mulai dari enam bulan, satu tahun, tiga tahun dan seterusnya. Instrumen ini bagus untuk menambah likuiditas dollar di dalam negeri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News