KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog menyarankan pabrik gula badan usaha milik negara (PG BUMN) untuk mengalihkan sistem beli tebu petani dari bagi hasil menjadi beli putus. Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menilai hal ini sebagai indikasi gudang Bulog sudah tidak kuat menamoung. Juga dikhawatirkan PG BUMN tidak memiliki kas yang mendanai. Ketua DPD APTRI Nusantara XI, Budi Susilo menyampaikan, surat edaran yang dikirimkan Bulog kepada PG BUMN menunjukkan Bulog sudah tidak dapat menanggung baik dari sisi gudang maupun harga. "Yang jelas Bulog sudah tidak kuat, raw sugar eks import tahun 2016 mereka masih ada di gudang-gudang PG," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/9).
Saran Bulog agar beli putus tebu petani akan membebani pabrik gula
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog menyarankan pabrik gula badan usaha milik negara (PG BUMN) untuk mengalihkan sistem beli tebu petani dari bagi hasil menjadi beli putus. Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menilai hal ini sebagai indikasi gudang Bulog sudah tidak kuat menamoung. Juga dikhawatirkan PG BUMN tidak memiliki kas yang mendanai. Ketua DPD APTRI Nusantara XI, Budi Susilo menyampaikan, surat edaran yang dikirimkan Bulog kepada PG BUMN menunjukkan Bulog sudah tidak dapat menanggung baik dari sisi gudang maupun harga. "Yang jelas Bulog sudah tidak kuat, raw sugar eks import tahun 2016 mereka masih ada di gudang-gudang PG," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/9).