Sarana Menara Nusantara (TOWR) mengamankan kontrak Rp 5,8 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melihat adanya potensi dari para operator telekomunikasi untuk terus mengembangkan jaringan telekomunikasi dalam rangka meningkatkan densifikasi dan jangkauan jaringan.

Induk usaha Protelindo dan iForte ini telah memperoleh lebih dari 1.600 order sewa untuk colo dan buit-to-suit (BTS) tower baru yang seluruhnya akan selesai pada tahun ini. Per akhir tahun 2018, Sarana Menara memiliki 17.437 tower dan 28.319 tenant.

Pada tahun ini, TOWR telah mulai menerima order baru untuk sewa tower yang sudah ada dan tower yang baru serta tengah dalam diskusi dengan para operator untuk perpanjangan kontrak sewa yang akan mulai jatuh tempo di tahun 2020.


“Kami melihat operator telekomunikasi akan terus berinvestasi dan mengeluarkan belanja modal di tahun 2019 untuk meningkatkan jangkauan dan kapasitas jaringan mereka. Kami akan bekerja sama dengan mereka untuk mendukung ekspansi usaha ini. Kami juga berharap bisa menyelesaikan negosiasi mengenai perpanjangan kontrak sewa tower pada kuartal pertama tahun ini,” kata Aming Santoso, Presiden Direktur TOWR dalam siaran pers, Selasa (29/1).

Permintaan koneksi fiber optic terus tumbuh dengan cepat dipicu oleh peningkatan kebutuhan layanan data. Per akhir 2018, TOWR telah membangun sekitar 9.400 km jaringan fiber optic, dimana sekitar 5.000 km merupakan jaringan backbone dan sisanya 4.400 km untuk fiberisasi tower.

Saat ini Grup TOWR telah memiliki order sewa jangka panjang fiber optic sekitar 13.600 km, yang seluruhnya untuk fiberisasi tower. Tambahan order sewa fiber optic ini akan memberikan pertumbuhan signifikan atas jaringan fiber optic yang sudah dimiliki Grup TOWR.

TOWR juga baru saja mengumumkan bahwa kerjasama operasi (joint operation) yang diprakarsai oleh iForte telah memperoleh kontrak untuk menyediakan sewa transponder dengan kapasitas sebesar 1.939,2 Mhz dengan menggunakan high throughput satellite (HTS) untuk Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).

Bakti adalah unit kerja di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo). Kontrak ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun mulai dari tahun 2019. Bakti akan menggunakan kapasitas HTS ini untuk memenuhi kewajiban Universal Service Obligation (USO) sehubungan dengan proyek pemerintah untuk pemerataan jaringan telekomunikasi secara nasional.

Manajemen TOWR memperkirakan bahwa nilai kontrak baru yang telah diterima hingga saat ini dari sewa tower, fiberisasi tower dan HTS mencapai sekitar Rp 5,8 triliun. Penambahan pendapatan tersebut akan diperoleh secara berkala mulai dari tahun 2019 sampai akhir masa kontrak. “Kami percaya ada potensi kenaikan pendapatan karena operator telekomunikasi akan terus meningkatkan kapasitas dan cakupan jaringan mereka untuk memenuhi permintaan layanan data,” kata Adam Gifari, Wakil Direktur Utama TOWR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati