Sarana Menara Nusantara (TOWR) pertimbangkan sumber pendanaan lain selain perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil memperoleh fasilitas pinjaman dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Cabang Singapura senilai 5,67 miliar yen atau sekitar Rp 721,03 miliar. 

Fasilitas pinjaman ini bertenor tiga tahun dan enam bulan sejak tanggal penandatanganan. Bunga atas fasilitas pinjaman per tahun dari Tokyo Interbank Offering Rate (TIBOR) dan margin yang berlaku sebesar 0,70% per tahun.

Fasilitas pinjaman tersebut nantinya akan digunakan oleh anak usaha Sarana Menara Nusantara, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo diketahui memiliki dua anak usaha, antara lain PT Iforte Solusi Infotek dan PT Komet Infra Nusantara (KIN) yang akan menjamin kewajiban atau bertindak sebagai penjamin kreditur pada pemberian fasilitas pinjaman kali ini.


Protelindo merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Sarana Menara Nusantara. Sementara, Iforte Solusi Infotek sebanyak 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Protelindo. Demikian pula KIN yang 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Protelindo.

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara, Adam Gifari mengatakan pinjaman yang diberikan oleh bank asal Jepang itu akan digunakan untuk kebutuhan umum, modal kerja, serta pembiayaan dan pembayaran dari Protelindo selaku anak usaha emiten yang tergabung dalam Group Djarum ini. 

“Tidak ada yang spesifik, karena perusahaan sendiri mendapat penerimaan juga dari kegiatan usaha yang bisa dipakai untuk pengembangan usaha, jadi sulit mengatakan pendanaan ini akan digunakan untuk proyek apa,” kata Adam ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/2).

Berdasarkan catatan Kontan.co.id iForte Solusi Infotek selaku anak usaha Protelindo nantinya akan menjalankan proyek - proyek membangun jaringan serat optik sepanjang 16.000 km untuk menunjang kegiatan operator telekomunikasi di Tanah Air. Proyek jaringan serat optik ini diprediksi terealisasi sepenuhnya di tahun 2020. 

Selain itu, terdapat pula kontrak yang berhasil diperoleh untuk untuk menyiapkan jaringan di 1.939,2 Mhz satelit multifungsi atau high throughput satellite (HTS) dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Saat ini Sarana Menara Nusantara masih bertumpu pada sumber pendanaan berupa fasilitas pinjaman dari perbankan lantaran fleksibilitasnya yang unggul dibandingkan sumber pendanaan lainnya seperti obligasi dan penerbitan saham baru. “Ke depannya mungkin ada lagi pemberian fasilitas pinjaman perbankan kepada kami, tapi belum ada yang konkrit untuk disampaikan saat ini,” ungkap Adam.

Lebih lanjut Adam bilang bahwa Sarana Menara Nusantara kedepannya akan mempertimbangkan sumber pendanaan alternatif diluar fasilitas pinjaman dari perbankan. Namun, ia belum bisa menyampaikan jenis pendanaan alternatif apakah yang nantinya akan digunakan lantaran masih dalam proses pembicaraan internal.

Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas Mino menilai fasilitas pinjaman atau utang perbankan yang kembali lagi diberikan kepada Sarana Menara Nusantara tidak menjadi masalah asalkan digunakan untuk keperluan produktif seperti belanja modal dan perusahaan mampu menjaga rasio hutang di tingkat yang sehat. “Jadi saya pikir sahamnya masih layak untuk dibeli untuk saat ini,” kata dia.

Dibandingkan dengan emiten menara telekomunikasi lainnya seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menurut Mino rasio utang terhadap ekuitas atawa debt to equity ratio Sarana Menara Nusantara masih relatif lebih baik.

Berdasarkan informasi terakhir sebelum masuknya fasilitas pinjaman dari SMBC, DER dari Sarana Menara Nusantara berada di posisi 1,91 kali, jauh berada dibawah DER Tower Bersama Infrastructure yang berada di posisi 7,56 kali.

“Untuk perusahaan menara telekomunikasi semacam Sarana Menara Nusantara yang padat modal memang sangat tergantung dari utang tapi yang terpenting adalah utang tersebut bisa digunakan untuk hal yang produktif sehingga mendorong perusahaan untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik,” ujar Mino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .