KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk (
TOWR) menyerap capex sebesar Rp 4,53 triliun hingga akhir kuartal III 2023. Wakil Direktur Utama TOWR, Adam Gifari menuturkan, pengeluaran ini mayoritas digunakan untuk akuisisi di segmen bisnis non menara. "Kami mengharapkan untuk meningkatkan
asset utilisation dari jaringan-jaringan FTTT dan FTTH yang sudah kami miliki," ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11).
Hingga kuartal III 2023, emiten milik Djarum Group ini tercatat telah memiliki total 29.915 menara yang 53% berada di Jawa dan 47% di luar pulau Jawa. TOWR juga telah memiliki 54.249 tenant dengan tenansi rasio 1.8x.
Baca Juga: TOWR Semakin Optimalkan Bisnis dari Sektor Non Menara Sementara itu, CEO dan Direktur Utama TOWR Aming Santoso mengatakan, Sarana Menara tidak lagi fokus dalam bisnis penyewaan menara. Pihaknya akan fokus pada ekspansi bisnis
fiber to the tower (FTTT) yang memberikan kontribusi tertinggi hingga kuartal III 2023. Segmen FTTT tercatat bertumbuh lebih dari 1.000% dari 6 FTTT menjadi 82 FTTT. Sedangkan pertambahan menara menurun 2,5% dari 6.459 menara di periode yang sama tahun lalu, menjadi 6.299 menara per September 2023. Dia menambahkan, TOWR juga telah mengakumulasi lebih dari 196.000 kilometer fiber optic yang menghasilkan
revenue untuk bisnis FTTT dan bisnis
broadband. "Pertumbuhan pendapatan dari segmen tower tumbuh rata-rata 8% per tahun dan pertumbuhan non-tower mencapai rata-rata 53% dengan kontribusi terbesar datang dari bisnis FTTT," papar Aming.
Baca Juga: Laba Bersih Sarana Menara Nusantara (TOWR) Capai Rp 2,55 Triliun per Kuartal III-2023 Lebih lanjut, dalam bisnis penyewaan menara TOWR masih akan melanjutkan usaha dengan memberikan kontribusi positif, menyiapkan dan mengeksekusi dengan baik. Pihaknya memandang industri telekomunikasi Indonesia telah mengarah ke arah yang lebih baik sesudah beberapa peserta industri menjalani beberapa kali konsolidasi. Sebagai informasi, di kuartal III 2023 TOWR mencetak peningkatan pendapatan tetapi dengan laba bersih yang turun. TOWR mencetak pendapatan sebesar Rp 8,72 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2023 atau meningkat 7,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,1 triliun. Laba bersih TOWR turun 5,2% menjadi Rp 2,42 triliun hingga kuartal III 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, Sarana Menara mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,55 triliun. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Berdasarkan laporan keuangan TOWR, biaya keuangan neto pada periode Januari-September 2023 mencapai Rp 2,17 triliun. Angka ini melonjak 24% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,75 triliun.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) Didukung Bisnis Fiber Optik, Cek Rekomendasi Sahamnya "TOWR menunjukkan kelanjutan pertumbuhan operasional seperti terlihat dari kinerja keuangan. Hal tersebut seiring dengan dilaksanakannya strategi ekspansi aset yang terdiversifikasi dan kemampuan operasional yang terdiversifikasi, terutama segmen non-tower. Begitu juga dengan perhatian yang khusus atas manajemen arus kas serta manajemen beban keuangan," ujar Adam. Lebih lanjut, hingga akhir kuartal III 2023, TOWR memiliki total aset sebanyak Rp 68,22 triliun, meningkat 3,96% dari posisi aset perusahaan pada akhir 2022 senilai Rp 65,62 triliun. Liabilitas TOWR meningkat 1,81% menjadi Rp 52,12 triliun per akhir 2023, dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir 2022 senilai Rp 51,19 triliun. Tidak hanya itu, ekuitas TOWR naik 11,50% menjadi Rp 16,09 triliun per kuartal III 2023, dari sebelumnya Rp 14,43 triliun pada akhir 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati