KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (
TOWR) dan anak perusahaannya gencar menjalin kerja sama pendaanaan dengan perbankan dalam kurun waktu 12 bulan-24 bulan terakhir. Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mendanai berbagai macam kebutuhan umum ataupun khusus TOWR beserta anak usahanya. Yang terbaru, anak-anak usaha TOWR, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) menyepakati perjanjian fasilitas kredit dengan tujuh bank pada 16 September 2021. Secara total, nilai fasilitas pinjaman baru yang saling terpisah ini mencapai Rp 14 triliun. Secara rinci, Bank BTPN memberikan fasilitas pinjaman Rp 2 triliun, Bank CIMB Niaga Rp 1 triliun, Bank HSBC Indonesia Rp 1 triliun, Bank Mandiri Rp 2 triliun, Bank Mizuho Indonesia Rp 2 triliun, BNI Rp 3 triliun, dan MUFG Bank Ltd. Cabang Jakarta Rp 3 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi, Senin (20/9), perolehan pinjaman-pinjaman tersebut akan digunakan Protelindo untuk membiayai kebutuhan umum perusahaan, termasuk untuk membiayai potensi akuisisi Protelindo.
Baca Juga: Anak usaha Sarana Menara Nusantara (TOWR) meneken fasilitas pinjaman Rp 14 triliun Selain fasilitas baru dari tujuh bank tersebut, pada tanggal yang sama, Protelindo dan Iforte juga memperoleh tambahan nilai fasilitas kredit dari Bank Maybank Indonesia dan Bank Danamon. Pertama, perjanjian fasilitas awal Maybank yang sebelumnya sebesar Rp 500 miliar bertambah menjadi maksimal Rp 1 triliun. Kedua, perjanjian fasilitas awal Danamon yang sebelumnya sebesar Rp 1 triliun bertambah menjadi maksimal Rp 2 triliun. Adam menuturkan, fasilitas kredit bank dipilih sebagai sumber pendanaan karena memiliki suku bunga yang lebih bersaing dibanding instrumen pendanaan lainnya. "Pinjaman-pinjaman ini dilakukan dalam mata uang rupiah dengan kisaran tingkat bunga pinjaman di bawah 5% per tahun," ungkap Adam saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/9).
Keputusan untuk menggunakan fasilitas kredit perbankan diambil setelah menimbang kepentingan yang terbaik bagi perusahaan dan pemegang saham. Adam meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa dengan berbagai tambahan fasilitas kredit ini, perusahaan tetap berada dalam kondisi yang sehat dan menguntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat