KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) bakal melakukan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias
rights issue. Melansir keterbukaan informasi, TOWR akan melakukan
rights issue sebanyak-banyaknya Rp 9 triliun dengan harga penawaran yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian dalam prospektus PMHMETD. “Saham baru yang akan diterbitkan dalam PMHMETD akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan akan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan seluruh saham-saham perseroan yang telah diterbitkan sebelumnya,” ujar manajemen TOWR dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) akan Rights Issue, Dananya untuk Bayar Utang dan Modal Kerja Pelaksanaan penambahan modal dilakukan melalui PMHMETD dan pengajuan pernyataan pendaftaran PMHMETD akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). TOWR berencana menggelar RUPSLB pada tanggal 25 Oktober 2024. “Dengan memperhatikan peraturan yang ada, pelaksanaan PMHMETD harus dilakukan paling lambat 12 bulan setelah tanggal persetujuan RUPSLB,” tulis manajemen TOWR. Dana hasil PMHMETD, setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan untuk keperluan modal kerja TOWR dan/atau PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo merupakan anak perusahaan TOWR yang 99% sahamnya dimiliki perseroan. Adapun pinjaman mana dari perseroan dan/atau Protelindo yang akan dibayar akan ditentukan kemudian. “Informasi final dan rinci sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam prospektus yang diterbitkan dalam rangka PMHMETD yang akan disediakan kepada pemegan saham yang berhak pada waktunya,” sebut TOWR. Apabila PMHMETD tidak memperoleh persetujuan dari RUPSLB, maka rencana tersebut baru dapat diajukan kembali 12 bulan setelah pelaksanaan RUPSLB. Deputy Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy melihat, rencana
rights issue TOWR dampaknya akan positif untuk kinerja perseroan dalam jangka waktu panjang. Ini mengingat tujuan penggunaan dana untuk working capital dan deleveraging. “Melihat kinerja fundamental TOWR,
rights issue ini bukan indikasi arus kas perseroan yang memburuk,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (18/9). Sentimen utama penggerak harga saham TOWR ke depannya ada dua.
Pertama, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang di luar ekspektasi market yang seharusnya menjadi katalis positif. “
Kedua, akan terjadi
overhang dalam waktu dekat mengingat pelaku pasar akan menunggu dan mencermati detail dari rencana
rights issue ini,” tuturnya.
Baca Juga: Ini Alasan Sarana Menara Nusantara (TOWR) Akuisisi Inti Bangun Sejahtera (IBST) Paulus pun merekomendasikan beli untuk saham TOWR dengan target harga Rp 1.500 per saham. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham TOWR ada di level support Rp 720 per saham dan resistance Rp 860 per saham. Herditya pun merekomendasikan
buy on weakness untuk saham TOWR dengan target harga Rp 885 - Rp 955 per saham.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham TOWR ada di level support Rp 660 per saham dan resistance Rp 900 per saham. William merekomendasikan
buy on weakness saham TOWR dengan target harga Rp 900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat