Sarana Mitra Luas (SMIL) Incar Pendapatan di Atas Rp 400 Miliar, Begini Strateginya

Sarana Mitra Luas (SMIL) Incar Pendapatan di Atas Rp 400 Miliar, Begini Strateginya


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) mengincar kenaikan pendapatan dengan level double digit pada 2025. Emiten yang bergerak di bisnis penyewaan forklift ini pun siap menggelar agenda ekspansi. 

Head of Investor Relations Sarana Mitra Luas, Ridwan Syah mengungkapkan pada tahun ini SMIL optimistis bisa mengerek naik pendapatan atau omzet antara 20% - 25% dibandingkan tahun lalu. Secara nilai, SMIL mengejar omzet lebih dari Rp 400 miliar sepanjang tahun 2025.

Sebagai gambaran, pendapatan SMIL pada tahun lalu diproyeksikan sebesar Rp 360 miliar. Dengan ekspektasi kenaikan 20%-25%, maka proyeksi pendapatan SMIL pada tahun ini mencapai Rp 432 miliar - Rp 450 miliar. 


Sementara dari sisi laba, SMIL memproyeksikan bisa meraih laba bersih sekitar Rp 80 miliar - Rp 90 miliar pada 2024. Pada tahun ini, SMIL mengejar perolehan laba bisa mencapai sekitar Rp 100 miliar - Rp 110 miliar.

Ridwan mengatakan, SMIL telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut. Pertama, ekspansi pasar secara wilayah maupun penambahan pelanggan. Ridwan memberikan bocoran, SMIL telah mendapatkan komitmen kerja sama dari salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Pacu Kinerja di 2025, Sarana Mitra Luas (SMIL) Resmikan Workshop Terbesar di Cikarang

"SMIL akan terus meningkatkan kinerja, baik dari sisi penambahan armada, penambahan karyawan dan perluasan wilayah. Kami nantinya juga akan ekspansi ke wilayah Sulawesi dan Kalimantan," ungkap Ridwan dalam Media Meeting, Rabu (12/3).

Kedua, penambahan armada forklift. Ridwan bilang, SMIL memiliki unit forklift diesel dan forklift elektrik. SMIL bakal lebih agresif dalam menambah jumlah forklift elektrik.

Forklift elektrik bisa mendatangkan sejumlah keuntungan dari sisi bisnis SMIL. Selain harga sewa yang lebih tinggi, biaya operasional forklift jauh lebih murah, karena tidak perlu konsumsi solar sebagai komponen biaya terbesar.

Ridwan menaksir, penggunaan forklift elektrik pun akan semakin diminati, sejalan dengan tren pengguaan energi bersih yang lebih ramah lingkungan. Dalam lima tahun ke depan, pengguaan forklift elektrik SMIL ditargetkan akan mencapai 75% dari total keseluruhan armada.

Guna memuluskan rencana tersebut, SMIL akan mengucurkan capex sekitar Rp 280 miliar. Sumber pendanaan capex SMIL berasal dari penerbitan obligasi sebesar Rp 300 miliar, yang telah dirilis pada Desember 2024.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 175 miliar akan dipakai untuk pembelian forklift elektrik, Rp 100 miliar untuk pembelian baterai lithium dan charger, serta sisanya untuk pelunasan leasing. Soal penerbitan obligasi, Ridwan menyoroti obligasi SMIL yang mendapatkan rating AAA dari Pefindo, serta mendapatkan penjamin (guarantor) dari Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF).

 
SMIL Chart by TradingView

"Ini menunjukkan kokohnya fundamental dan kinerja Perseroan. Keberhasilan merilis obligasi di akhir tahun lalu juga menunjukkan kredibilitas kami," tandas Ridwan.

Sebagai informasi, forklift merupakan kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkat, memindahkan dan menurunkan barang berat. Penggunaan forklift dibutuhkan pada banyak sektor industri. Salah satu pelanggan utama penyewaan forklift SMIL berasal dari Sinarmas Group.

Selanjutnya: Rusia Bersikap Hati-Hati Atas Rencana Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina

Menarik Dibaca: Laba SSMS Tumbuh Subur 60%, Anak Usahanya CBUT Malah Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari