Saranacentral Bajatama (BAJA) Fokus ke Penjualan di Segmen Proyek di Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga yang berdampak pada menurunnya harga sejumlah komoditas, termasuk baja, membuat PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) harus menyusun siasat guna mempertahankan kinerjanya di sepanjang tahun ini.

Maklumlah, penurunan harga baja tersebut sudah berdampak langsung ke kinerja keuangan perusahaan selama kuartal pertama tahun 2022.

Per Maret lalu BAJA harus menanggung kerugian sebesar Rp 11,63 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan ini masih mencatatkan laba hingga Rp 42,92 miliar.


Penurunan kinerja juga terjadi dari sisi penjualan, di mana pada akhir Maret lalu Saracentral Bajatama membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 292,15 miliar. Lebih rendah daripada Maret 2021 yang mencapai Rp 376,48 miliar.

Baca Juga: Begini Strategi Saranacentral Bajatama (BAJA) Antisipasi Konflik Rusia-Ukraina

Direktur Utama BAJA Handaja Soesanto menuturkan, untuk mengurangi potensi kerugian tersebut, BAJA pun harus mengambil langkah kehati-hatian, termasuk dalam proses pembelian bahan baku.

"Kami juga meningkatkan produksi pada segmen yang masih memiliki keuntungan besar," tuturnya dalam Paparan Publik Virtual, Jumat (1/7).

Salah satunya, lanjut Handaja, dengan meningkatkan produksi dan penjualan pada segmen proyek, yang lebih menguntungkan bagi perusahaan dan mengurangi penjualan di segmen ritel.

Dengan langkah tersebut, diharapkan di sisa tahun ini perseroan akan kembali mencatatkan keuntungan atau setidaknya membukukan perbaikan dari sisi penjualan.

"Keliatan nya harga baja sudah mulai stabil, jadi sudah kelihatan titik terangnya, harusnya semester kedua lebih bagus dari semester pertama," lanjut dia.

Melemahnya harga baja juga membuat perusahaan memasang target bisnis yang konservatif di tahun ini. Handaja mengatakan, pendapatan di tahun 2022 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan 2021, dengan proyeksi di kisaran Rp 1,2 triliun.

Sementara dari sisi bottom line, BAJA menargetkan laba bersih sekitar Rp 40 miliar- Rp 50 miliar hingga tutup tahun nanti.

 
BAJA Chart by TradingView

"Pendapatan kurang lebih Rp 1,2 triliun, akan kembali lagi turun dibandingkan 2021 karena saya bilang strategi kami kini akan menjual ke segmen proyek, jadi secara volume akan turun," ucap Handaja.

Penundaan proyek pengalihfungsian produksi Galvanis menjadi Saranalum

Pada awal tahun 2022 BAJA berencana melakukan pengalihfungsian lini produksi Galvanis menjadi lini produksi Saranalum. Proyeksi ini sebelumnya ditargetkan dapat selesai dalam kurun waktu satu tahun, dan siap digunakan pada tahun 2023.

Namun sayang, BAJA harus menunda rencana tersebut sampai tahun 2023 nanti atau ketika situasi perusahaan sudah mulai membaik. Tertundanya proyek tersebut membuat BAJA juga tidak menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) di tahun ini dan fokus untuk menambah modal kerja.

"Kami akan hold dulu proyek ini sampai tahun 2023 mungkin kami lihat situasinya. Kalau harga baja di 2023 akan ada kenaikan atau stabil kami akan lanjutkan proyek ini lagi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari