Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Perkuat Kemampuan Produksi Pupuk pada Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai langkah untuk meraih kinerja lebih baik, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) dipastikan akan memperkuat kemampuan produksi pupuknya pada 2023.

Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik mengatakan, upaya peningkatan produksi pupuk gencar dilakukan SAMF semenjak perusahaan ini mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 2020 silam.

Pada 2019 lalu atau setahun sebelum IPO, kapasitas produksi pupuk SAMF baru mencapai 440.000 ton per tahun. Kemudian, dalam rentang tahun 2020 sampai 2022 kapasitas produksi SAMF meningkat menjadi 600.000 ton per tahun.


Baca Juga: Saraswanti Anugerah (SAMF) Bidik Kenaikan Penjualan Sebesar 20% Sepanjang Tahun Ini

Memasuki tahun 2023, SAMF bakal kembali meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 700.000 ton. Hal ini bisa terpenuhi mengingat SAMF telah melakukan penambahan mesin NPK Line 3 di Pabrik Mojokerto II dengan kapasitas 100.000 ton per tahun. Dengan demikian, pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi 200.000 ton per tahun.

“Saat ini, pabrik tersebut sedang dalam tahap commissioning, sehingga diharapkan kapasitas produksi kami bisa mencapai 700.000 ton per tahun,” jelas Yahya dalam paparan publik, Senin (29/5).

Manajemen SAMF pun menggelontorkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 369 miliar pada 2023. Selain untuk menuntaskan penambahan kapasitas pada pabrik di Mojokerto, capex tersebut juga akan dipakai SAMF untuk mempersiapkan penambahan kapasitas pabrik perusahaan di Medan dan Sampit.

Secara keseluruhan, SAMF memiliki 5 pabrik yakni Mojokerto I (kapasitas 100.000 ton), Mojokerto II (200.000 ton), Medan I (80.000 ton), Medan II (160.000 ton), dan Sampit (160.000 ton).

 
SAMF Chart by TradingView

Peningkatan kapasitas produksi ini dilakukan SAMF guna memenuhi kebutuhan pupuk non subsidi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Tahun 2022 lalu, kebutuhan pupuk non subsidi di Indonesia mencapai 20,14 juta ton atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 19,56 juta ton.

Selain itu, bertambahnya kemampuan produksi juga menjadi langkah antisipasi SAMF apabila harga pupuk mengalami tren penurunan. Setidaknya, ketika harga pupuk menurun, kinerja SAMF tetap bisa stabil karena risiko penurunan harga bisa dikompensasi oleh kuantitas penjualan pupuk yang tinggi.

“Pada tahun-tahun mendatang, kemampuan produksi akan menjadi faktor pendorong penjualan kami, bukan lagi karena harga,” tandas Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .