KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (
SAMF), emiten yang bergerak dalam bidang usaha produksi dan distribusi pupuk NPK nonsubsidi, melihat prospek bisnis yang menarik di 2021. Dengan demikian, SAMF optimis pendapatan tahun ini akan tumbuh
double digit. Sekretaris Perusahaan
SAMF Dadang Suryanto menjelaskan, perusahaan meyakini prospek pasar pupuk di Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Hal ini lantaran luasnya perkebunan di Indonesia masih menjadi daya tarik lainnya yang semakin memberikan keyakinan kepada perusahaan bahwa potensi kebutuhan pupuk masih sedemikian besar. “Gap antara potensi kebutuhan NPK non-subsidi dengan penggunaan NPK non-subsidi yang cukup besar sehingga menjadikan peluang bagi Perseroan untuk terus meningkatkan produksi dan penjualan pupuk NPK non-subsidi,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/3).
Adapun,
SAMF juga akan terus mengembangkan pasar baru dengan tetap mengutamakan pasar yang sudah ada. Ia mengatakan, sampai dengan saat ini, perusahaan belum memiliki rencana untuk pengadaan kontainer maupun alat transportasi untuk bahan baku. “Kami juga belum berencana untuk menambah pabrik baru di tahun ini,” katanya. Dadang menambahkan, SAMF berencana menambah satu mesin baru di tahun ini. Targetnya, dengan adanya mesin baru dapat menambah kapasitas produksi 45.000 hingga 50.000 ton.
Baca Juga: Saraswanti Anugerah (SAMF) berencana tambah kapasitas produksi “Sehingga diharapkan tahun ini kapasitas bisa menjadi 645.000 - 650.000 ton per tahun,” ungkapnya. Asal tahu saja, saat ini
SAMF telah mendistribusikan pupuk ke wilayah-wilayah sentra perkebunan, seperti Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Dengan target produksi tersebut,
SAMF pun optimistis target pertumbuhan pendapatan dapat tumbuh 15% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, terkait rencana ekspansi saat ini perusahaan masih melihat dan menyesuaikan kondisi pasar. Sehingga pihaknya masih cenderung wait and see.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, porsi kontribusi penjualan pupuk ke perusahaan perkebunan kelapa sawit tercatat mencapai 80% total pendapatan SAMF. Sehingga, bisnis pupuk SAMF biasanya ikut terungkit ketika tren harga CPO positif. Sementara itu, sepanjang Januari-September 2020 lalu, SAMF mencetak penjualan sebesar Rp 994,88 miliar, naik 3,01% dibandingkan realisasi penjualan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 965,77 miliar. Dari hasil penjualan tersebut,
SAMF mengantongi laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 73,22 miliar di sepanjang Januari-September 2020. Angka tersebut tumbuh 8,81% bila dibandingkan realisasi laba bersih periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 67,29 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari