Saraswanti Anugerah (SAMF) Bidik Penjualan Rp 2,4 Triliun pada 2022, Ini Strateginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) mengejar pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Menerapkan sejumlah strategi efisiensi dan ekspansi, SAMF optimistis bisa melanjutkan tren kinerja positif dengan mengejar penjualan Rp 2,4 triliun pada 2022.

Jika merujuk pada proyeksi penjualan hingga tutup tahun ini, target yang dibidik SAMF pada 2022 itu tumbuh 29,72%. Sebagai gambaran, pada tahun 2021 SAMF mengincar penjualan senilai Rp 1,85 triliun. 

Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik optimistis target penjualan di tahun ini akan tercapai. Hal ini tampak dari raihan penjualan per bulan November yang sudah menyentuh Rp 1,65 triliun. Lalu, bulan Desember ini SAMF pun tengah memproses kontrak on hand untuk mencapai target penjualan.


"Insha Allah pada akhir 2021 seperti yang kami rencanakan, target penjualan Rp 1,85 triliun itu akan bisa kami raih, dengan target profitabilitas sebesar 9,6%. Selanjutnya, dalam business plan kami merencanakan penjualan pada tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun" kata Yahya secara daring, Rabu (15/12).

Baca Juga: ULTJ Kawal Pembangunan Pabrik dan Gudang Baru di Kawasan Industri MM2100

Secara eksternal, pergerakan harga dan pasar crude palm oil (CPO) diharapkan masih bisa menjadi katalis positif untuk mendongkrak kinerja SAMF. Mengingat 90% pasar pupuk SAMF diserap oleh perkebunan kelapa sawit.

Yahya menerangkan, setidaknya ada tiga faktor eksternal yang akan berpengaruh bagi kinerja SAMF pada tahun depan. Pertama, tren positif pergerakan harga CPO yang diharapkan berlanjut pada 2022. Kedua, kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan CPO sebagai energi alternatif dalam pengembangan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Kita tahu bahwa bukan hanya pemerintah Indonesia, tapi dunia selalu mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan, termasuk energi yang bersumber dari CPO. Misalnya kebijakan pemerintah di B20 ke B30, dan ditingkatkan lagi menjadi B50, akan mendorong harga CPO semakin membaik," terang Yahya.

Sedangkan faktor eksternal ketiga adalah berlanjutnya tren pemulihan ekonomi serta pandemi covid-19 yang lebih terkendali. Yahya menekankan, faktor penanganan pandemi menjadi penting lantaran berdampak pada gairah pasar dan pergerakan bisnis.

"Mudah-mudahan di tahun 2022 pandemi akan berkurang, menurun. Sehingga kami harapkan pasar akan kembali dan terus bergairah," sebut Yahya.

Selanjutnya, dari sisi internal, SAMF secara berkesinambungan menjalankan sejumlah strategi bisnis. Setidaknya ada enam strategi yang konsisten diterapkan oleh SAMF, dan akan berlanjut untuk mengerek kinerja pada tahun depan.

Baca Juga: Penjualan Ancora Indonesia Resources (OKAS) Melandai di September 2020

Strategi tersebut meliputi peningkatan efisiensi, penambahan kapasitas pabrik, keamanan dan jaminan bahan baku, menjaga konsistensi premium quality product, penguatan riset, serta networking sales dan produk secara intensif.

Yahya menekankan, efisiensi dilakukan secara komprehensif mulai dari operasional di proses produksi, manajemen keuangan, hingga pemilihan lokasi pabrik untuk meningkatkan efisiensi dari sisi logistik. Strategi itu dinilai penting dan efektif di tengah sengitnya kompetisi pupuk, baik dari dalam negeri maupun dengan gempuran pupuk impor.

"Juga memperbesar kemampuan dalam penyediaan bahan baku, serta memperbanyak lokasi kantor pemasaran untuk lebih mendekati konsumen secara intensif, menjadi bagian dari key point strategi kami," imbuhnya.

Dari sisi produksi, SAMF pun menggelar ekspansi untuk menambah kapasitas pabrik. Saat ini, SAMF memiliki pabrik di lima lokasi dengan total kapasitas mencapai 600.000 ton per tahun.

Editor: Tendi Mahadi