KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Indoland Development Tbk optimistis bisa bisa menorehkan pertumbuhan kinerja pasca melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan properti ini akan melakukan penawaran umum perdana atau
initial public offering (IPO) dengan membidik dana segar hingga Rp 68 miliar. PT Saraswanti Indoland Development Tbk akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 340 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per lembar dengan harga Rp 180- Rp 200 per saham. Itu sekitar 6,31% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham. Di saat yang sama, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 340 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 6,74% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dengan Harga pelaksanaan sebesar Rp 250.
Tidak hanya penjualan, Saraswanti Indoland juga menyakiki perolehan laba tahun depan akan meningkat seiring membaiknya iklim bisnis properti di Indonesia.
Baca Juga: Lima Perusahaan Ini Gelar IPO, Mana yang Menarik? “IPO merupakan
mile stone untuk menuju level yang lebih tinggi. Kami optimistis kinerja akan meningkat mulai 2023,” kata Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk Bogat Agus Riyono dalam keterangannya, Senin (20/6). Menurut Bogat, IPO merupakan strategi untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih baik dan menciptakan nilai tambah bagi perseroan. Setelah IPO, penjualan perseroan tahun 2023 akan tumbuh di atas 15% dibandingkan 2022. Lalu, laba bersih akan melonjak dua kali lipat dari torehan 2022. Setelah IPO, lanjutnya, perseroan akan mempercepat pelaksanaan empat pilar strategi perusahaan yaitu
developing great leaders, differentiation strategy, efisiensi operasional, dan strategi diversifikasi. Saat ini,
SWID memiliki dan mengembangkan
mixed use building Mataram City di Kota Yogyakarta. Di proyek ini telah beroperasi tiga menara yang mencakup satu hotel berkapasitas 264 kamar dan dua apartemen. Selain itu, tersedia sebuah
Convention Center. Bogat mengatakan, peningkatan pendapatan
recurring akan didorong dari hotel dengan dengan penambahan delapan ruang meeting di The Alana Yogyakarta. Lalu, perseroan juga memiliki kondotel Innside by Melia dengan kapasitas 242 kamar dan memiliki ruang pertemuan berkapasitas kisaran 20-300 orang.
Baca Juga: Menengok Tentakel Bisnis Grup Saraswanti, Setelah SAMF, Kini SWID Digiring IPO di BEI Selain itu, perseroan akan mengembangkan proyek
landed house, Banyu Bening, The Villa Resort yang terdiri dari 56 unit rumah di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di daerah Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Adapun seluruh dana segar yang diraup dari IPO dan dari pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. Di antaranya pembayaran untuk biaya pemeliharaan MICC dan hotel, pembelian bahan baku untuk makanan dan minuman, pembelian persediaan hotel, pembayaran tenaga kerja dan utilitas, modal kerja untuk pembayaran kepada pemasok dan kontraktor dalam rangka pembangunan proyek apartemen Arjuna dan Bima serta pembangunan proyek Banyu Bening. Dalam penawaran umum perdana saham ini perseroan menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Untuk jadwal masa penawaran awal 17-23 Juni 2022, tanggal efektif 30 Juni 2022, masa penawaran umum 1-5 Juli 2022, tanggal penjatahan 5 Juli 2022, distribusi saham dan Waran Seri I secara elektronik 6 Juli 2022, pencatatan saham dan Waran Seri I 7 Juli 2022, akhir Perdagangan Waran Seri I - Pasar Reguler dan Negosiasi 4 Januari 2024, akhir Perdagangan Waran Seri I - Pasar Tunai 5 Januari 2024, awal Pelaksanaan Waran Seri I 6 Januari 2023, akhir Pelaksanaan Waran Seri I 6 Januari 2024 serta akhir Masa Berlaku Waran Seri I : 6 Januari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto