KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) menyiapkan 5 strategi guna menambah pendapatan dan meningkatkan laba di tahun 2024 mendatang. Direktur Utama RAFI, Eko Pujianto menjelaskan 5 strategi ini disebut oleh jajaran direksi sebagai Pancadhamma. “Kita ada 5 strategi utama untuk tahun depan, kita sebutnya Pancadhamma. Panca itu artinya lima, dan Dhamma artinya jalan. Artinya ada 5 jalan yang akan kita tempuh agar perseroan ini bisa tumbuh dan berkembang,” ungkap Eko dalam acara Public Expose RAFI yang dilaksanakan di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (22/11). Strategi pertama adalah RAFI akan menambah hub distribusi bahan baku di beberapa daerah yang ada di Indonesia, terutama di pulau Jawa dan Sumatera.
“Kenapa Sumatera dan Jawa? Karena secara demografi dan jumlah penduduk dua pulau ini paling besar di Indonesia, dan tentu kita ingin memaksimalkan hal itu. Bahan baku untuk mitra-mitra kami akan tersalurkan dengan mudah, dan semakin terjangkau, juga untuk melayani permintaan dari non mitra yang semakin berkembang,” jelas Eko.
Baca Juga: PTPP Optimistis Bisa Penuhi Target Kontrak Baru Tahun Ini Strategi kedua adalah mengembangkan dan menambah fasilitas pengolahan dan
trading ikan atau
seafood untuk memenuhi segmen pasar industri. “Kalau kita lihat data potensi
seafood Indonesia itu sangat besar, kalau kita bicara
market cap-nya,
seafood kita dalam setahun bisa mencapai Rp 300 triliun. Sehingga kalau kita maksimalkan dis ini, 1% saja kita bisa dapat 3 triliun. Baik di pasar dalam maupun luar negeri,” tambah Eko. Selain itu ia menambahkan, perseroan saat ini sudah punya
resource atau sumber bahan baku
seafood dari laut timur dan selatan yang akan dimaksimalkan dengan cara menambah fasilitas gudang
cold storage. “Karena bahan baku kita ini hampir semua
frozen, kalau misalnya bicara bahan baku kebab. Daging
frozen, tortilla
frozen, ayam juga (
frozen),” ungkapnya. Strategi ketiga adalah dengan memperbanyak kolaborasi waralaba dengan pemilik
brand dan produk yang sudah dikenal masyarakat luas. “Jadi kami berkolaborasi dengan UMKM sehingga geliat bisnis dari UMKM, menengah hingga korporasi perusahaan bisa tumbuh bersama dan menyokong pertumbuhan ekonomi negara,” katanya. Nantinya perseroan akan berperan sebagai
agregator, dan mereka berjanji akan membawa UMKM yang lolos kriteria secara program, operasionalnya sudah
well known dan sudah
settle, akan lebih dikembangkan bersama-sama.
Baca Juga: Sumber Global Energy (SGER) Dirikan Anak Usaha Baru Strategi keempat adalah mengadakan pelatihan atau
training center untuk UMKM pemilik
brand dan operator resto. Mewujudkan
training center terpusat di Jakarta bagi para UMKM pemilik
brand dan operator resto (mitra
franchise).
“Satu
training center ada satu lokasi di Jalan Panjang Kebon Jeruk, kami harap bisa digunakan maksimal. Bukan hanya untuk kami dan mitra tapi bisa digunakan bagi para pelaku FnB lainnya,” jelasnya. Dan cara kelima adalah dengan memperkuat bisnis
food supply dengan merilis produk-produk baru yang menargetkan
market B2C (
business to customer) “Karena sejauh ini kami B2B, kita mau kembangkan supaya B2C. Misalkan beras dan kebab
frozen nanti langsung marketnya ke
end user. Kenapa pakai cara ini? Karena kami melihat cara ini kalau dari sisi laba kita akan ada penambahan, kalau ke
end user langsung kita juga akan dapat
market yang lebih luas,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi