JAKARTA. Rupanya kain sarung yang diproduksi di kota Sragen, Jawa Tengah, merambah berbagai kota di Timur Tengah dan Afrika. Salah satu negara yang menjadi pelanggan sarung dari Sragen tersebut adalah Somalia.“Mata saya baru terbuka kalau pasar sarung di Somalia itu bisa mencapai 20 juta,” kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar di Jakarta, Senin (9/8). Dari hasil kunjungannya ke Sragen baru-baru ini, ia menemukan adanya potensi ekspor sarung ke Timur Tengah.Sarung tersebut tidak hanya digunakan oleh penduduk Somalia yang ada di Somalia saja, tapi juga penduduk Somalia yang menyebar di Timur Tengah dan juga seluruh dunia. “Rata-rata penduduk Somalia itu gemar menggunakan sarung karena sudah menjadi bagian tradisi oleh mereka,” jelas Mahendra.Sayangnya, ekspor sarung dari Sragen tersebut memiliki mata rantai yang cukup panjang sehingga harga dan keuntungan yang diperoleh pengrajin sarung tidak kompetitif. Di Sragen, beberapa pengumpul mengumpulkan sarung dari produsen dan menjualnya ke pedagang di Jakarta dan Surabaya. Dari Jakarta maupun Surabaya, sarung itu pun di ekspor ke Dubai. Dari Dubai, sarung itu diusung oleh para pengimpor sarung dari Somalia. “Saya mengurut dada melihat mata rantainya ini, sangat panjang sekali dan ini nanti harus diputus,” jelas Mahendra. Tahun ini, Mahendra berencana menggelar festival sarung.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sarung Sragen Rambah Somalia
JAKARTA. Rupanya kain sarung yang diproduksi di kota Sragen, Jawa Tengah, merambah berbagai kota di Timur Tengah dan Afrika. Salah satu negara yang menjadi pelanggan sarung dari Sragen tersebut adalah Somalia.“Mata saya baru terbuka kalau pasar sarung di Somalia itu bisa mencapai 20 juta,” kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar di Jakarta, Senin (9/8). Dari hasil kunjungannya ke Sragen baru-baru ini, ia menemukan adanya potensi ekspor sarung ke Timur Tengah.Sarung tersebut tidak hanya digunakan oleh penduduk Somalia yang ada di Somalia saja, tapi juga penduduk Somalia yang menyebar di Timur Tengah dan juga seluruh dunia. “Rata-rata penduduk Somalia itu gemar menggunakan sarung karena sudah menjadi bagian tradisi oleh mereka,” jelas Mahendra.Sayangnya, ekspor sarung dari Sragen tersebut memiliki mata rantai yang cukup panjang sehingga harga dan keuntungan yang diperoleh pengrajin sarung tidak kompetitif. Di Sragen, beberapa pengumpul mengumpulkan sarung dari produsen dan menjualnya ke pedagang di Jakarta dan Surabaya. Dari Jakarta maupun Surabaya, sarung itu pun di ekspor ke Dubai. Dari Dubai, sarung itu diusung oleh para pengimpor sarung dari Somalia. “Saya mengurut dada melihat mata rantainya ini, sangat panjang sekali dan ini nanti harus diputus,” jelas Mahendra. Tahun ini, Mahendra berencana menggelar festival sarung.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News