JAKARTA. Strategi pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang menyasar kelompok muda dan pemilih pemula untuk dijadikan pendukung dinilai sebagai upaya untuk menenggelamkan dan memutus mata rantai sejarah masa lalu. Anak muda dianggap tidak memahami soal isu pelanggaran HAM masa lalu yang dituduhkan kepada Prabowo."Anak-anak muda dianggap tidak mengetahui atau kurang mengerti masalah masa lalu yang menjadi kelemahan Prabowo," ujar pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Sudjito, saat dihubungi, Kamis (22/5/2014).Ari berpendapat, strategi menyasar anak muda yang dilakukan Prabowo-Hatta belum tentu efektif untuk menenggelamkan sejarah masa lalu. Anak muda saat ini, kata dia, memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap segala sesuatu, apalagi mereka hidup di lingkungan yang aktif di media sosial.Kelompok pemilih muda ini akan mencari tahu rekam jejak dan informasi dari para calon pemimpin mereka nanti. "Tidak semua anak muda akan menelan mentah-mentah. Mereka akan terus mencari tahu," ujar Ari.Ari mengatakan, hal ini akan menjadi tantangan kepada pasangan capres-cawapres lainnya, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Mereka, kata Ari, harus lebih bisa mengingatkan kepada kelompok muda agar lebih peka terhadap sejarah pada masa lalu.Menurut Ari, Jokowi-JK pasti juga sudah menyasar kelompok-kelompok muda. Namun, kekuatan dari pasangan ini, kata dia, lebih kepada kelompok masyarakat marjinal kelas bawah. Jika dilihat dari segmentasinya, Ari beranggapan, pendekatan terhadap rakyat kelas bawah lebih penting dilakukan daripada kelompok muda."Rakyat akan lebih efektif ketimbang anak muda," pungkasnya. (Fathur Rochman)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sasar anak muda, Prabowo ingin benamkan isu HAM
JAKARTA. Strategi pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang menyasar kelompok muda dan pemilih pemula untuk dijadikan pendukung dinilai sebagai upaya untuk menenggelamkan dan memutus mata rantai sejarah masa lalu. Anak muda dianggap tidak memahami soal isu pelanggaran HAM masa lalu yang dituduhkan kepada Prabowo."Anak-anak muda dianggap tidak mengetahui atau kurang mengerti masalah masa lalu yang menjadi kelemahan Prabowo," ujar pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Sudjito, saat dihubungi, Kamis (22/5/2014).Ari berpendapat, strategi menyasar anak muda yang dilakukan Prabowo-Hatta belum tentu efektif untuk menenggelamkan sejarah masa lalu. Anak muda saat ini, kata dia, memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap segala sesuatu, apalagi mereka hidup di lingkungan yang aktif di media sosial.Kelompok pemilih muda ini akan mencari tahu rekam jejak dan informasi dari para calon pemimpin mereka nanti. "Tidak semua anak muda akan menelan mentah-mentah. Mereka akan terus mencari tahu," ujar Ari.Ari mengatakan, hal ini akan menjadi tantangan kepada pasangan capres-cawapres lainnya, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Mereka, kata Ari, harus lebih bisa mengingatkan kepada kelompok muda agar lebih peka terhadap sejarah pada masa lalu.Menurut Ari, Jokowi-JK pasti juga sudah menyasar kelompok-kelompok muda. Namun, kekuatan dari pasangan ini, kata dia, lebih kepada kelompok masyarakat marjinal kelas bawah. Jika dilihat dari segmentasinya, Ari beranggapan, pendekatan terhadap rakyat kelas bawah lebih penting dilakukan daripada kelompok muda."Rakyat akan lebih efektif ketimbang anak muda," pungkasnya. (Fathur Rochman)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News