KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penopang ekonomi nasional. Tak ayal Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan porsi kredit UMKM dapat mencapai 30% dari total kredit yang disalurkan perbankan pada tahun 2024. Bank-bank yang fokus garap segmen UMKM pun terus berupaya untuk meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan mereka tahun ini. Selain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI), ada PT Bank BTN Syariah Tbk (
BTPS) yang benar-benar fokus menggarap segmen UMKM, bahkan portofolio kredit bank ini lebih banyak disalurkan ke segmen ultra mikro.
Ada juga PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna), dan PT Bank Nano Syariah.
Baca Juga: Peran BRI Dukung UMKM Terus Berlanjut Sebagai bank besar yang fokus kepada wong cilik, BRI masih menguasai
market share kredit segmen ini, bahkan telah melampaui target pemerintah tersebut. Di mana pada tahun 2023 portofolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 84,4% dari total penyaluran kredit BRI atau setara Rp1.068,7 triliun. Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif. Segmen mikro tercatat tumbuh 10,9% YoY menjadi Rp611,2 triliun, segmen konsumer tumbuh 13,4% YoY menjadi Rp190,0 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6% YoY menjadi Rp267,5 triliun dan segmen korporasi tumbuh 13,8% YoY menjadi Rp197,7 triliun. Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso menyebut tahun ini target perseroan adalah meningkatkan porsi portofolio kredit UMKM menjadi 85% dari total kredit yang disalurkan BRI tahun 2024. "Dengan rasio kecukupan mdoal (CAR) yang memadai di level 27,3%, perseroan masih memiliki ruang pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2024," kata dia. Sementara itu BTPN Syariah pada tahun lalu mencatatkan penurunan penyaluran pembiayaan, dari Rp 11,53 triliun menjadi sebesar Rp 11,38 triliun pada tahun 2023.
Baca Juga: Bank Sampoerna Targetkan Kredit Tumbuh Hingga 15% Tahun 2024 Direktur Keuangan BTPN Syariah Fachmy Achmad mengungkapkan penurunan tersebut seiring dengan kondisi pasca pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya pulih. Meski begitu di menyebut perseroan tetap komit menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat inklusi, dimana segmen ultra mikro terus diupayakan pertumbuhannya. Adapun BPTN Syariah melalui program unggulannya Bestee telah membuat usaha para debitur lebih berkembang. Selain itu melalui berbagai program-program pemberdayaannya lainnya, telah berhasil membuat nasabah BTPN Syariah mengalami penurunan kemiskinan ekstrem sebesar 7,4% setelah 3 tahun menjadi nasabah. Bank lainnya seperti Nanobank Syariah juga akan fokus pada segmen UMKM, dimana bank ini menargetkan penyaluran pembiayaan dapat tumbuh sebesar 30% pada tahun 2024. Mengingat bank ini masih baru spin off dari bank induknya PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), maka untuk pertumbuhan total pembiayaan, Nanobank Syariah tidak muluk-muluk memasak target tinggi, yakni di kisaran 2%-3% pada tahun ini.
Baca Juga: Fokus di Bisnis Digital, Laba Bank Raya Meroket 112,47% Menjadi Rp 24,35 Miliar Direktur Keuangan Nanobank Syariah Soejanto Soetjijo mengatakan, untuk mencapai target tersebut pihaknya bakal melakukan strategi dengan fokus ke ekosistem syariah, bekerjasama dengan mitra-mitra strategis seperti Komunitas pedagang, Pondok pesantren, hingga koperasi simpan pinjam syariah. "Untuk proyeksi pembiayaan UMKM di kuartal pertama tahun 2024 akan tumbuh sekitar 10% dibanding tahun 2023. Hal ini disebabkan seiring strategi Bank untuk lebih fokus pada segmen Retail dan UMKM," kata dia kepada Kontan.co.id. Lebih lanjut Soejanto menyebut margin bagi hasil pembiayaan UMKM Nanobank Syariah saat ini berkisar antara 6% - 14% melalui pembiayaan KUR dan Non KUR. Di sisi lain, PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) yang juga fokus menggarap segmen UMKM, memasang target pertumbuhan kredit di kisaran 10% sampai dengan 15% YoY pada 2024.
Baca Juga: Sasar UMKM, Modalku Optimistis Penyaluran Pendanaan Tumbuh Saat Ramadan Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, demi mencapai target bisnis tersebut, salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mendukung bisnis UMKM melalui pemberian bunga kredit yang flat meski era bunga tinggi. Lebih lanjut Hengky menyebut meski Bank Indonesia beberapa tahun terakhir menaikkan suku bunga, namun pihaknya belum berencana menaikkan bunga kreditnya.
"Bunga kredit kami masih flat dan tidak naik sama sekali. Justru masa covid Kami membantu debitur gimana agar mereka bisa menjalankan bisnis lagi," kata Hengky belum lama ini. Bank ini sendiri memang belum merilis laporan keuangannya untuk tahun penuh 2023, namun Hengky menyebut kinerja keuangan pada tahun lalu lebih baik dibandingkan tahun 2022. Sementara itu pada kuartal satu tahun ini, Hengky menyebut kinerja pertumbuhannya single digit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto