Saat penyerahan DIPA 2013, SBY mendadak marah



JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendadak marah saat penyerahan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) 2013. Ini karena ulah gubernur yang memilih tidak hadir dan mewakili kehadirannya di Istana Negara. "Kalau sakit bisa diterima, tetapi kalau ada acara di propinsinya dan kemudian tidak datang saya tidak bisa terima," kata SBY saat memberikan pengarahannya, Senin (10/12).Padahal, SBY sudah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk menghadirkan seluruh gubernur. Namun kenyataanya ada empat gubernur yang diketahui tidak hadir dalam acara tersebut. "Biasakan kita saling hormat menghormati saling sayang menyayangi dan harus bertanggungjawab pada masyarakat karena ini urusan pembangunan urusan rakyat sesuatu yang amat penting," jelasnya.Gamawan menjelaskan keempat gubernur itu yakni Lampung Sjachroedin ZP, Sumatera Selatan Alex Nurdin, Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, dan Kepulauan Riau Muhammad Sani. Dari keempat gubernur itu, Gamawan hanya mengetahui alasan ketidakhadiran Gubernur Kepulauan Riau. "Beliau baru operasi leher di Jerman," jelasnya. Untuk tiga gubernur lainnya, Gamawan berjanji akan mengeceknya. "Kejadian ini pernah juga dua tahun lalu, presiden menegur gubernur yang tidak datang," katanya.Sebagai informasi, SBY menyerahan DIPA tahun 2013 kepada menteri dan pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran, menteri Keuangan sebagai bendahara umum, dan para gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah. Penyerahan DIPA 2013 yang dilaksanakan 10 hari lebih awal dari tahun lalu ini dimaksudkan agar propses pelaksanaan pembangunan dan pencairan anggaran dapat berlangsung lebih tepat waktu, lebih merata, dan memeberikan multiplier effect yang lebih besar kepada kegiatan perekonomian. Tahun 2013, target volume belanja negara ditetapkan sebesar Rp1.683 triliun, meningkat 8,7% dibandingkan dengan volume belanja negara dalam APBN-P 2012. Untuk memenuhi kebutuhan belanja yang semakin meningkat, pemerintah menargetkan pendapatan negara sebesar Rp 1.5297,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can