Sateri Viscose punya pabrik baru di Riau



JAKARTA. Ekspansi Grup Sateri dengan anak usahanya PT Sateri Viscose International (SVI) terus berlanjut. Sebagai bagian dari grup Royal Golden Eagle (RGE), SVI baru saja meresmikan pabrik viscose staple fibre (VSF) di Kerinci, Riau.

John O'Callaghan, Head of Corporate Communications & Sustainability, Sateri mengatakan nilai investasi SVI sekitar Rp 10,52 triliun untuk bangun pabrik VSF dan juga masih ada rencana lahan untuk bangun pabrik kertas tambahan.

Hasil pabrik ini akan terbagi untuk pasar domestik dan ekspor. Sayangnya belum dapat diperinci penjualannya akan kemana. “Estimasi total ekspor dari PT SVI sebesar kurang lebih US$ 468 Juta atau senilai Rp 6,1 triliun per tahun,” kata John saat dihubungi via surel kepada KONTAN, Jumat (25/11).


Pabrik ini diklaim dapat mengembangkan usaha industri kecil menengah khususnya di industri tekstil, kain rumah tangga, produk medis dan produk kebersihan. Rencananya pabrik akan beroperasi maksimal dengan kapasitas 350.000 ton VSF per tahun pada 2018. Untuk saat ini kapasitas produksi baru bisa sebanyak 250.000 ton per tahun.

Sebagai informasi Sateri sudah memiliki pabrik di China dengan total kapasitas sebanyak 550.000 ton per tahun. Catatan saja, bahan baku serat rayon produksi berasal dari pulp produksi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Riau.

Agustus lalu, Sateri telah mengkonfirmasi untuk memperbesar kapasitas Viscose Staple Fiber (VSF) agar bisa produksi sebesar 1 juta ton. Ini diklaim akan memposisikan Sateri sebagai produsen VSF terbesar di dunia pada tahun 2020. Total investasi dalam ekspansi diperkirakan akan melebihi US$ 1.5 miliar.

Dalam keterangan pers yang diterima KONTAN, Tey Wei Lin, CEO Sateri mengatakan dalam satu tahun terakhir, Sateri telah membuat persiapan untuk ekspansi dan kapasitas baru akan mulai beroperasi pada tahun 2018-2020, tergantung pada kondisi pasar. “Pada tahun 2020, kami berharap untuk memiliki kapasitas lebih dari 1,6 juta ton, " kata Tey Wei Lin, Jumat (25/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto