Satrio Utomo: Cermati saham lapis kedua



JAKARTA. Di saat IHSG terus menguat, saham second liner ikut berjaya. Namun tidak semua saham second liner layak dilirik.

Ada dua hal yang harus dicermati. Pertama, saham dengan fundamental bagus. Kedua, berdasarkan price earning ratio (PER).

Belilah saham yang valuasinya tidak mahal. Saham dengan PER di atas 25 kali sudah terlampau mahal dan tidak cocok koleksi. Kalau mau beli saham yang PER-nya di atas 25 lebih baik lihat dari teknikal.


Tahun ini, tema saham yang menarik adalah saham konstruksi, infrastruktur dan properti. Saya merekomendasikan saham properti yang valuasinya masih murah namun kinerjanya bagus. Seperti SSIA, BSDE dan ASRI.

Investor biasanya mengambil saham berkapitalisasi besar. Makanya prediksi saya, BSDE dan ASRI masih sangat menarik. Saham BKSL sebenarnya sudah terlalu mahal, namun ada potensi naik dan cukup menarik. Saat ini, BKSL hanya cocok untuk trading.

Pada saham konstruksi bisa koleksi ADHI, WIKA, WSKT. Namun untuk sektor infrastruktur, saya rekomendasi PGAS. Sebab, emiten telekomunikasi kinerjanya di bawah ekspektasi.

Sektor ini menjadi mainan asing sehingga jangan terlalu banyak diutak-atik. Pada saham komoditas, jangan banyak bermain di sini. Sebaiknya, cari saham yang prospek kinerjanya bagus dan teknikal naik.

Saham berkapitalisasi menengah (mid cap) juga layak koleksi. Saham perbankan merupakan motor pergerakan IHSG periode Januari-Februari 2013. Maka saham perbankan terus berlari dan membuat PER makin tinggi. PER BBCA sudah di atas 25 kali.

Saham bank dengan kapitalisasi menengah masih murah dengan rata-rata PER 12-13 kali. Misalnya, Bank Bukopin (BBKP), BPD Jatim (BJTM) dan BPD Jabar Banten (BJBR). Banyak saham yang valuasinya bagus tapi sulit bergerak karena saham beredar kecil.

Penguatan IHSG masih bisa terjadi. Apalagi, jika dana asing terus mengalir ke pasar saham. Prediksi saya, IHSG hingga akhir tahun di 5.000. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana