Satu dari tiga penduduk dunia tak punya jamban



JAKARTA. Bank Dunia menyebutkan, saat ini 1 dari 3 orang di dunia tak punya jamban. Bank Dunia menghitung, ketiadaan akses sanitasi itu menyebabkan perekonomian dunia rugi US$ 260 miliar per tahun.

Kerugian itu berasal dari pencemaran lingkungan dan penyakit yang berasal dari akses sanitasi yang buruk. Tanpa sistem pengolahan limbah yang layak (jamban) menyebabkan banyak penduduk di negara berkembang buang air besar (BAB) di sungai atau ladang. 

Hal ini menyebarkan kuman-kuman penyakit diare ke lingkungan dan kawasan hilir. Penyakit diare sendiri merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk balita. Maka dari itu, Jim Yong Kim, Presiden Bank Dunia mengajak bangsa-bangsa di dunia memperbaiki sanitasi yang ada.


Perbaikan sanitasi juga bagian dari  menghapus kemiskinan ekstrem di  tahun 2030. "Kami harus perbaiki sanitasi untuk meningkatkan pendapatan dari 40% kalangan termiskin," ujar Jim Yong dalam siaran persnya yang diterima KONTAN, Jumat (19/4).

Jim Yong juga menjelaskan, Bank Dunia merupakan penyedia dana multilateral terbesar dalam pengembangan air bersih dan sanitasi. Di tahun fiskal 2011, Bank Dunia mengalokasikan US $ 4 miliar untuk air bersih dan sanitasi.

Dana itu untuk membantu  9 juta orang memiliki akses terhadap layanan air bersih dan sanitasi yang layak. “Kami mendukung upaya penyediaan akses sanitasi layak untuk semua orang pada tahun 2025," jelasnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Dunia akan melakukan beberapa hal, salah satunya adalah meminta negara-negara mengalokasikan investasi untuk mencapai target sanitasi. Kemudian bekerja sama dengan sektor swasta untuk memperluas pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan masyarakat terhadap produk-produk dan layanan sanitasi.

Kemudian bekerja sama dengan negara di mana  praktik BAB sembarangan masih banyak terjadi, dan memastikan bahwa dana bantuan Bank Dunia.

Editor: Asnil Amri