KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genap satu dekade, dari 2014-2024, PT Hutama Karya (Persero) menerima tugas untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang turut memperkuat infrastruktur dan meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera untuk mendukung pengembangan ekonomi. Hutam Karya berkomitmen memperkuat infrastruktur dan konektivitas untuk meningkatkan perekonomian di Pulau Sumatera. Pembangunan JTTS ini akan membuka dan mendenyutkan perekonomian di Pulau Sumatera.
Baca Juga: Hutama Karya: Uji Laik Fungsi Jalan Tol Indrapura Kisaran II Telah Tuntas Hingga Februari 2024, Jalan Tol Trans Sumatera Tahap I telah dilakukan konstruksi sepanjang 972 km dan beroperasi sepanjang 740 km. Hutama Karya memproyeksikan pembangunan JTTS Tahap I sepanjang 972 tersebut bisa rampung di tahun ini. Selama 10 tahun menerima tugas untuk membangun JTTS, Hutama Karya melihat ini adalah mandat yang harus diselesaikan dengan baik. EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, penugasan Jalan Tol Trans Sumatera pada tahun 2014 bagi PT Hutama Karya (Persero) adalah sebuah mandat yang harus diselesaikan seperti tertuang dalam misi PT Hutama Karya (Persero). Tjahjo menuturkan, meskipun secara profil kelayakan bisnis belum layak, namun pengusahaan Jalan Tol Trans Sumatera tetap harus dilaksanakan dalam rangka memperkuat infrastruktur dan meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. "Hal ini nantinya akan bermuara pada pemerataan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi nasional. Sampai dengan Februari 2024, Jalan Tol Trans Sumatera Tahap I telah dilakukan konstruksi sepanjang 972 km dan beroperasi sepanjang 740 km," kata Tjahjo kepada KONTAN, Kamis (29/2).
Baca Juga: Tahap I Kelar 2024, Jalan Panjang Hutama Karya Bangun Jalan Tol Trans Sumatera Hutama Karya bertekad membenahi dan mengevaluasi pembangunan JTTS setelah berusia satu dekade ini. Tjahjo mengungkapkan, salah satu hal utama yang perlu menjadi perhatian bersama dalam penugasan Jalan Tol Trans Sumatera adalah realisasi lalu lintas harian kendaraan yang masih rendah pada beberapa ruas yang telah beroperasi. Hal ini, kata Tjahjo, disebabkan pada bisnis jalan tol terdapat fase ramp up, yaitu fase pertumbuhan lalu lintas kendaraan yang rendah pada tahun-tahun awal operasi. Setelah melewati fase ramp up, lalu lintas kendaraan pada jalan tol dapat dikatakan sudah matang. Tjahjo menyoroti rendahnya lalu lintas kendaraan pada fase awal operasi ini yang menyebabkan tekanan pada kinerja keuangan Perusahaan. Untuk itu, diperlukan dukungan pendanaan pada masa awal operasi Jalan Tol Trans Sumatera agar beroperasinya ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera tidak membebani kinerja keuangan Perusahaan. Selain itu, Tjahjo menekankan penting adanya pengembangan kawasan di sepanjang koridor Jalan Tol Trans Sumatera agar terdapat peningkatan lalu lintas kendaraan dan terciptanya pusat-pusat perekonomian baru, sehingga tujuan peningkatan perekonomian di Pulau Sumatera dapat dimaksimalkan.
Baca Juga: Hutama Karya Berlakukan Tarif Tol Tebing Tinggi-Indrapura-Lima Puluh, Cek Tarifnya Secara jangka pendek dan jangka panjang untuk ke depannya, Tjahjo memproyeksikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Tahap I sepanjang 972 km akan selesai pada tahun 2024. "Kemudian saat ini, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera untuk Tahap II untuk menyambungkan Palembang-Pekanbaru sedang dimulai pada Ruas Jalan Tol Rengat-Pekanbaru dan Ruas Jalan Tol Betung-Tempino-Jambi," ujar Tjahjo. Menilik Manfaat JTTS Lebih lanjut,
adanya JTTS memiliki efek berganda atau “multiplier effect” bagi Sumatra, hal ini dapat dilihat dari munculnya perekonomian baru di sejumlah wilayah. Ambil contoh, di Lampung atau Palembang, kenaikan pemanfaatan penggunaan listrik dan juga meningkatnya jumlah uang yang beredar menjadi salah satu bukti dalam meningkatnya pertumbuhan (ekonomi). Selain itu,
kepadatan lalu lintas yang sering terjadi di Jalan Nasional atau Jalan Lintas Sumatra juga menjadi alasan urgensi dari konektivitas bebas hambatan yang dapat memperlancar distribusi arus barang dan kendaraan, sehingga dapat memangkas biaya logistik secara efektif. Baca Juga: Rampung Juni 2024, Progress Pembangunan Tol Pertama di Jambi Capai 54,28% Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Hutama Karya
Sepanjang 2023, Hutama Karya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah melaksanakan serangkaian kegiatan bertajuk HK Peduli Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Pendidikan guna menciptakan dampak positif serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia. Hutama Karya sudah menjalankan beragam program yang turut berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya yaitu Sumatera. Sampai pada akhir 2023, total nilai realisasi program TJSL sebesar Rp 11,24 Miliar dengan persentase 48% di Pilar Sosial, 36% di Pilar Ekonomi dan 16% di Pilar Lingkungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto