Satu lagi strategi Mayora memperbesar pundinya



JAKARTA. Agar pundi-pundi makin berisi di tahun depan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), sudah menyiapkan  amunisi jauh-jauh hari. Amunisi tersebut, antara lain dengan menyiapkan 10 produk baru untuk dirilis pada tahun depan. Salah satu produk baru yang akan menjadi andalan produsen makanan itu adalah Beng  Beng Maxx.

MYOR menggelontorkan dana hingga Rp 20 miliar demi menyiapkan produk cokelat wafer tersebut. Selain produk baru, perusahaan yang listing di  Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 4 Juli 1990, ini juga akan menggenjot kapasitas produksi.

Sebuah pabrik biskuit di Tangerang dengan nilai investasi Rp 450 miliar dipastikan  beroperasi tahun depan. Analis Trimegah Security, Ivan Chamdani menilai, peluncuran produk baru itu penting bagi MYOR untuk menjaga pertumbuhan pangsa pasar. Maklum, bisnis ini cukup ketat kompetitornya.


Ivan juga melihat, langkah ekspansi dengan  menambah pabrik akan menguntungkan MYOR ke depannya. Hingga tahun 2017, Mayora berencana meningkatkan kapasitas produksinya hingga 25%. Perkiraan Ivan, pendapatan MYOR sampai akhir tahun ini akan mencapai Rp 10,6 triliun, atau lebih rendah dari target perusahaan senilai Rp 11,5  triliun.

Sementara, laba bersih diprediksi Rp 704 miliar. Adapun, target pendapatan dan laba bersih tahun 2013 diprediksi naik masing-masing menjadi Rp 13 triliun dan Rp 858 miliar.

Selain peningkatan kapasitas produksi biskuit, kinerja Mayora tahun depan akan dipengaruhi kinerja ekspor mereka. Analis Sinarmas Sekuritas, Christandi  Reza, mengatakan, MYOR terus melakukan perluasan pangsa pasar dengan menambah negara tujuan ekspor seperti India, Nigeria dan negara di kawasan Amerika  Latin.

Hitungan Reza, pendapatan MYOR tahun depan akan naik 29% menjadi Rp 14,2 triliun, dari proyeksi pendapatan tahun ini sebesar Rp 11 triliun. Reza juga memperkirakan, perolehan laba bersih  MYOR juga akan naik dari Rp 686 miliar tahun ini menjadi Rp 763 miliar di 2013.

Meski kinerja MYOR tahun depan diprediksi cemerlang, investor tetap wajib mencermati sejumlah hal, seperti kesehatan finansial MYOR dan kenaikan ongkos  produksi tahun depan. Maklum saja, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) MYOR cukup tinggi, di atas 1 kali.

Toh, Ivan mengatakan, hal tersebut tidaak menjadi masalah karena beban bunga utang MYOR masih cukup rendah. Berdasarkan perhitungan Ivan, interest coverage ratio MYOR masih cukup  aman di level 5,6 kali.

Hal lain yang bakal memberatkan beban keuangan MYOR adalah beban kenaikan upah buruh yang cukup tinggi. Tapi, kata Ivan, MYOR bisa menyiasatinya dengan menaikkan harga jual produk hingga 10% pada 2013.

Para analis sepakat merekomendasikan beli saham MYOR. Ivan memberi target harga Rp 23.300 per saham mencerminkan price earning ratio (PER) 21 kali di 2013.Sedangkan, Reza memberi target harga MYOR Rp 24.500 yang mencerminkan PER 2013 sebesar 25,2 kali.

Analis Mandiri Sekuritas, Octavius Oky Parakarsa memberi target harga saham MYOR Rp 25.000 dengan PER sebesar 20 kali. Kemarin, harga saham MYOR turun 0,75% ke Rp 19.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri