Satu per Satu, Bursa Asia Berguguran



BANGKOK. Satu per satu, sejumlah pasar saham di Asia mulai rontok. Hal ini disebabkan anjloknya tingkat kepercayaan konsumen AS dan laporan kinerja perusahaan yang berada di bawah prediksi. Dua hal ini memberikan sinyal bahwa negara dengan perekonomian terbesar dunia itu tengah terancam kembali ke masa resesi.

Bursa saham yang bergerak volatile hari ini mengantarkan sejumlah indeks acuan di Asia ke level terendah dalam setahun belakangan.

“Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi memiliki keyakinan akan masa depan. Banyak orang khawatir kehilangan pekerjaan dan mulai melakukan penghematan,” jelas Francis Lun, General Manager Fulbright Securities Ltd di Hongkong. Dia menambahkan, Amerika tengah berada dalam posisi bahaya untuk jatuh ke jurang resesi. “Jika perekonomian tidak segera tumbuh, maka kondisinya akan sama dengan Eropa,” paparnya.


Selain itu, investor juga terguncang setelah menyaksikan Wall Street anjlok pada Jumat lalu. Saham-saham utama AS melorot lebih dari 2,5%. Salah satu pengecualian di Asia adalah bursa China. Lun mengatakan, indeks acuan Shanghai –yang mengalami kenaikan 0,9% atau 21,09 poin menjadi 2.445,36- kemungkinan akan terdongkrak akibat adanya spekulasi bahwa pemerintah berkomitmen mendukung rencana initial public offering (IPO) Agricultural Bank of China dengan mencegah harga sahamnya jatuh di bawah harga penawaran.

Selain China, sejumlah indeks acuan Asia mengalami penurunan. Indeks Hang Seng terpangkas 1% menjadi 20.052,41. Sementara itu, indeks acuan Australia S&P/ASX 200 dan Kospi masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,3% menjadi 4.366,20 dan 0,4% menjadi 1,731,30. Sedangkan bursa Jepang hari ini tutup karena hari libur nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie