Satu Tujuan, AS-India Siap Berkolaborasi di Bidang Senjata dan AI untuk Lawan China



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (1/2) resmi mengumumkan kemitraan baru dengan India yang bertujuan untuk bersaing dengan China. Sektor persenjataan militer hingga kecerdasan buatan (AI) akan menjadi fokus utama.

Dilansir dari Reuters, kemitraan terbaru ini bertajuk US-India Initiative on Critical and Emerging Technologies.

AS bertujuan untuk menyebarkan lebih banyak jaringan telepon seluler Barat di India untuk melawan dominasi Huawei Technologies milik China. Di sektor teknologi, AS juga bersedia menyambut lebih banyak spesialis chip komputer India untuk datang ke negaranya.


AS juga mengajak India untuk berkolaborasi dalam peralatan militer seperti sistem artileri.

Baca Juga: Tradisi Tahunan, Pakistan dan India Saling Bertukar Daftar Fasilitas Nuklir

Penasihat keamanan Joe Biden, Jake Sullivan, dan sejawatnya dari India, Ajit Doval, telah bertemu dengan pejabat senior masing-masing negara di Gedung Putih untuk meluncurkan proyek tersebut.

"Ini adalah landasan besar lain dari strategi besar untuk menempatkan negara demokrasi di Indo-Pasifik di dalam posisi yang kuat. Amerika Serikat dan India akan melayani kepentingan strategis, ekonomi, dan teknologi," kata Sullivan.

Pada hari Senin (31/1), Sullivan dan Doval berpartisipasi dalam acara Kamar Dagang dengan para pemimpin perusahaan dari Lockheed Martin, Adani Enterprises, dan Applied Materials Inc.

Baca Juga: Joe Biden Pastikan AS Tak Akan Mengirim Jet F-16 ke Ukraina

Lebih lanjut, Sullivan mengatakan bahwa tantangan China lewat praktik ekonomi, pergerakan militer, upaya mendominasi industri di masa depan dan mengendalikan rantai pasokan telah membuat India sadar untuk bertindak.

AS sebenarnya menyayangkan sikap India yang tetap dekat dengan Rusia selama perang di Ukraina berlangsung. India berpartisipasi dalam latihan militer dengan Rusia dan meningkatkan pembelian minyak mentah dari Rusia.

Namun, AS sepertinya sanggup menahan amarah dan memaafkan sikap India karena tetap berseberangan dengan China.