Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) targetkan kinerja tumbuh hingga 20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih di tahun ini bisa double digit. Katalis positif bagi kinerja perusahaan dengan kode emiten SMKL tersebut datang dari bisnis kemasan yang membaik. 

“Kami proyeksikan pertumbuhan penjualan bisa mencapai 15%-25%,” kata Direktur Satyamitra Kemas Lestari Herryanto Setiono Hidayat kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).

Lebih lanjut Herry bilang, pasar kemasan memiliki prospek lebih baik di tahun 2020. Mengingat di tahun lalu, industri kemasan tertekan akibat adanya pemilu di semester pertama 2019. 


Baca Juga: Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) segera bangun pabrik baru di Jawa Tengah

Tidak adanya hambatan bagi penjualan industri kemasan di tahun ini membuat kinerja perusahaan bisa bangkit. Hitungan Herry, secara umum industri kemasan di 2019 lalu sempat turun 20%. 

Di samping itu, industri makanan dan minuman (mamin) yang merupakan sektor dengan porsi kontribusi paling besar dalam menyerap produk-produk SMKL juga diprediksi kembali bangkit. Dan hal tersebut dapat berdampak positif bagi penjualan produk-produk perusahaan.

Asal tahu saja, sektor mamin memiliki kontribusi hingga 50% dalam total penjualan Satyamitra Kemas Lestari. Sementara itu, sisanya penjualan SMKL diserap oleh sektor lain seperti elektronik, alas kaki, dan sebagainya.

Baca Juga: Tambah Pabrik, Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) Dorong Ekspor

Di sisi lain, SMKL juga berencana memanfaatkan peluang ekspor yang muncul akibat efek perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. SMKL memang terus berupaya menggaet pembeli-pembeli baru dari Negeri Paman Sam yang mengalihkan pembelian kemasan China akibat ketegangan tertebut. 

“Ada opportunitybuyer-buyer yang biasa ambil barang dari China sekarang mulai ambil dari Indonesia,” jelas dia. 

Alhasil, ini membuat perusahaan memperluas pasar ekspor. Selain AS, SMKL juga menjajaki pangsa ekspor baru dari Kanada dan Uni Eropa. Proyeksinya, porsi ekspor dalam penjualan perusahaan bisa meningkat dari yang semula sebesar 5% bisa meningkat hingga 15% di tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari