Saudi Aramco memulai rangkaian IP0, akan merilis prospektus pada 9 November



KONTAN.CO.ID - DUBAI. Perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, Saudi Aramco memulai penawaran umum perdana (IPO) pada Minggu (2/11) dan mengumumkan niatnya untuk melantai di bursa domestik sebagai upaya untuk mendiversifikasi dari bisnis minyak.

Tetapi, dalam pengumuman ini, Aramco hanya menawarkan sedikit spesifikasi khusus tentang jumlah saham yang akan dijual, penetapan harga dan tanggal IPO.

Mengutip Reuters, bankir telah mengatakan kepada pemerintah Saudi bahwa investor kemungkinan akan menilai valuasi perusahaan sekitar US$ 1,5 triliun, di bahwa valuasi yang disebutkan putra mahkota Mohammed bin Salman ketika pertama kali melontarkan ide IPO hampir empat tahun lalu.


Aramco juga tidak menyebutkan langkah-langkah aa yang telah diambil untuk meningkatkan keamanan menyusul serangan terhadap pabrik minyaknya pada September lalu.

Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Aramco dapat menawarkan sekitar 1%-2% sahamnya di bursa lokal, dengan target perolehan dana sekitar US$ 20 miliar-US$ 40 miliar. Kesepakatan lebih dari US$ 25 miliar akan melampaui rekor raksasa e-commerce China Alibaba saat IPO tahun 2014.

"Hari ini adalah kesempatan yang tepat bagi investor baru untuk mendapatkan manfaat dari kemampuan Aramco untuk mencapai nilai dan meningkatkannya dalam jangka panjang," kata Chairman Aramco Yasir al Rumayyan dalam konferensi pers.

Baca Juga: Besok, Putra Markota Saudi akan umumkan IPO terbesar dalam sejarah

Menurutnya, dalam 10 hari ke depan perusahaan akan berbicara dengan para investor dan menyuarakan minat dan kisaran harga akan mengikutinya.

IPO dirancang untuk mendorong agenda reformasi ekonomi ambisius Pangeran Mohammed dengan meningkatkan dana untuk membangun industri non energi dan mendiversifikasi pendapatan.

Rumayyan mengatakan, keputusan tentang pencatatan saham Aramco di pasar internasional akan dilakukan pada masa depan, tanpa memberi kerangka waktu yang jelas.

"Menjual sepotong kecil Aramco ke pasar captive memberi Kerajaan Arab Saudi lebih banyak kontrol untuk menopang nilai Aramco di atas nilai wajarnya," kata Gary Ross, CEO Black Gold Investors seperti dikutip Reuters.

Konfirmasi penjualan saham Aramco yang bernama resmi Saudi Arabian Oil Co muncul sekitar tujuh pekan pasca penyerangan fasilitas minyaknya pada September lalu. 

Aramco menyumbang sekitar satu dari setiap delapan barel minyak mentah yang diproduksi secara global dari tahun 2016 hingga tahun 2018.

Penghasilan bersih Aramco pada kuartal III-2019 mencapai US$ 21,1 miliar, menurut perhitungan Reuters.

Chief Executive Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan bahwa Aramco akan merilis prospektus pada 9 November mendatang.

Untuk membantu mencapai kesepakatan, Arab Saudi mengandalkan investor ritel dan kontribusi besar dari penduduk setempat yang kaya.

"Apapun yang dicapai dalam putaran lokal ini, dengan investasi domestik yang kuat, investor internasional masih akan menilai jauh dari harapan Mohammed bin Salman," kata Rory Fyfe, direktur pelaksana Mena Advisors.

Pasar saham Saudi turun 2% pada Minggu (3/11) setelah pengumuman. 

Untuk menarik minat investor, Aramco mengatakan negara akan melepas haknya untuk menerima sebagian dividen tunai saham dan memberikan prioritas kepada pemegang saham baru.

Baca Juga: Saudi Aramco dikabarkan mulai IPO pada 3 November

Aramco juga memangkas royalti yang dibayarkan kepada negara. Efektif 1 Januari 2020, Arab Saudi akan mengadopsi skema royalti progresif dengan tingkat margin yang ditetapkan sebesar 15% hingga US$ 70 per barel, 45% antar uS$ 70 per beral dan US$ 100 per barel dan sebesar 80% jika harga naik lebih tinggi. 

Editor: Herlina Kartika Dewi