Saudi kenakan PPN 5%, ini respons biro umrah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah Arab Saudi yang akan mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5% direspons oleh pelaku bisnis umrah dengan ikut menaikkan tarif jasa. Namun begitu, ada pula yang memilih untuk bersikap konservatif lantaran masih dibayangi permintaan yang belum membaik.

Direktur Utama Alfa Tours, Alfa Edison mengatakan, kenaikan tersebut langsung terlihat dar kenaikan komponen harga visa umrah bertambah Saudi Riyal (SR) 32,5 atau mendekati US$ 10. Menurut Alfa, kenaikan tersebut diambil dari payment voucher sebesar SR 650.

Alfa mengantisipasinya dengan ikut menetapkan nilai penjualan di angka medium Rp 22,5 juta all in. Dengan menetapkan angka penjualan pada nominal tersebut, pihaknya sudah melakukan penyesuaian terhadap PPN yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi.


Namun, penyesuaian tersebut tidak berlaku bagi para jamaah yang sudah melakukan pemesanan sebelum tanggal penyesuaian. Pihaknya mulai menyesuaikan biaya penjualan dengan PPN 5% sejak awal Desember 2017. Jemaah haji yang sudah melakukan pemesanan sebelum periode itu tidak dikenakan biaya kenaikan. "Hanya saja kami harus rela dengan berkurangnya profit sekitar 20%," ujar Alfa 

Penyedia jasa umrah dan haji lainnya justru berupaya untuk mempertahankan angka penjualan. Muharram Ahmad, Direktur Utama PT Wahana Mitra Wisata mengatakan, meski pemerintah Arab Saudi menetapkan PPN sebesar 5%, pihaknya justru tidak mengubah biaya penjualan agar tidak menurunkan daya beli masyarakat.

Muharram pun sebetulnya mengakui penetapan PPN sebesar 5% mulai 1 Januari 2018 bakal berpengaruh terhadap bisnis umrah dan haji dalam jangka menengah sekitar setahun ke depan. "Karena efek bola salju ke semua komponen penyelenggaraan umrah dan haji, seperti akomodasi, transportasi, makanan, dan biaya pelayanan," ujarnya, Selasa (2/1).

Muharram menyebut, sepanjang tahun 2017, pertumbuhan penjualan Wahana Mitra mencapai 37%. Namun pada tahun ini, pihaknya memasang target di kisaran 20%. "Kami ambil lebih konservatif," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini